Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan pemerintah untuk tak memperpanjang pemberian insentif Electric Vehicle (EV) utuh atau completely built-up (CBU) pada tahun depan berpotensi mengerek harga jual mobil listrik impor ke depannya. Adapun insentif hanya berlaku hingga Desember 2025.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan permintaan kendaraan listrik tetap meningkat menjelang berakhirnya insentif. Dengan demikian, multifinance yang menyediakan pembiayaan kendaraan listrik akan mendapatkan efek positif.
"Hal itu dapat mendorong kinerja pembiayaan kendaraan listrik hingga akhir 2025," ungkapnya dalam lembar jawaban resmi RDK OJK, Senin (13/10).
Baca Juga: BTN Klaim Sudah Serap Rp 10,5 Triliun Dana SAL, Purbaya Bakal Cek Langsung
Dari sisi perusahaan multifinance, PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) menilai sebelum diberlakukanya kebijakan penghentian insentif impor kendaraan listrik CBU dari pemerintah pada 2026, masyarakat akan memanfaatkan kondisi atau momentum insentif yang masih berjalan di sisa tahun 2025 untuk membeli kendaraan ramah lingkungan atau kendaraan listrik. Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman memproyeksikan hal itu tentu dapat mengerek pembiayaan kendaraan listrik multifinance.
"Dengan demikian, pastinya akan turut menggenjot pertumbuhan pembiayaan kendaraan listrik hingga akhir tahun 2025," katanya kepada Kontan, Minggu (28/9).
Mengenai insentif impor kendaraan listrik CBU yang tak diperpanjang pada 2026, Ristiawan berpendapat bahwa tahun depan akan menjadi tahun yang cukup menantang bagi penjualan segmen kendaraan ramah lingkungan.
Meskipun demikian, dia masih meyakini segmen kendaraan listrik masih dapat bertumbuh karena karakteristik masyarakat yang membeli kendaraan listrik adalah yang memiliki kesadaran tinggi mengenai pentingnya efisiensi dan berkelanjutan.
"Di sisi lain, kendaraan ramah lingkungan juga merupakan kendaraan kedua, sehingga tidak akan terlalu berdampak signifikan dari adanya penghentian insentif tahun depan," tuturnya.
Sampai Agustus 2025, Ristiawan menerangkan CNAF membukukan total penyaluran pembiayaan kendaraan ramah lingkungan sebesar Rp 842 miliar. Nilainya tumbuh sebesar 96% secara Year on Year (YoY).
Secara total, Agusman menerangkan outstanding pembiayaan kendaraan listrik multifinance per Agustus 2025 mencapai Rp 19,45 triliun. Nilainya meningkat 5,19% secara bulanan atau month to month (mtm).
"Porsi penyaluran pembiayaan kendaraan listrik sebesar 3,65% dari total penyaluran pembiayaan industri multifinance," kata Agusman.
OJK mencatat piutang pembiayaan industri multifinance sebesar Rp 505,59 triliun per Agustus 2025. Nilainya tumbuh sebesar 1,26% secara YoY. Adapun tingkat Non Performing Financing (NPF) gross perusahaan pembiayaan per Agustus 2025 sebesar 2,51%. Angka itu terbilang membaik, jika dibandingkan posisi bulan sebelumnya yang mencapai 2,52%.
Baca Juga: Menkeu Purbaya Bertemu dengan Perbankan dan Pelaku Pasar Modal, Ini Hasilnya!
Selanjutnya: Amran Klaim Pemerintah Bakal Setop Ekspor Kelapa Utuh, Kemendag: Itu Opsi Terakhir
Menarik Dibaca: 5 Manfaat Olahraga 30 Menit Setiap Hari untuk Kesehatan Tubuh dan Mental
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News