Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa berencana mendatangi kantor PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) dalam waktu dekat.
Tujuannya untuk mengecek berapa realisasi dana Saldo Anggaran Lebih (SAL) yang ditempatkan di bank pelat merah ini.
Dalam kesempatan pertemuan dengan investor, Purbaya mendapat laporan bahwa BTN sejatinya sudah merealisasikan dana SAL sekitar Rp 10 triliun dari dana yang ditempatkan senilai Rp 25 triliun per September 2025.
Sebelumnya, catatan Purbaya menunjukkan BTN baru merealisasikan Rp 4,8 triliun. “Dia bilang tadi masih Rp 10 triliun, tapi dia bilang akan dipercepat yang Rp15 triliun itu,” ujarnya.
Baca Juga: Penggunaan Saldo Anggaran Lebih yang Besar Bisa Batasi Ruang Fiskal
Adapun, rencana Purbaya datang ke BTN juga untuk melihat kesanggupan bank tersebut untuk menghabiskan sisa dananya. Pasalnya, ia berencana akan menarik dana tersebut untuk dipindahkan ke bank lain.
“Kalau dia nggak bisa serap ya kita akan pindahin dalam waktu dekat. Kan saya belum ketemu dia, langsung ke bank-nya, saya akan datang ke bank-nya,” tambahnya.
Selain itu, ia menegaskan bahwa kedatangannya ke BTN bakal ditemani oleh BP Danantara. Ini dilakukan setelah ia mendapat omongan bahwa sidak yang dilakukan bukan hak dari Kementerian Keuangan.
“Jadi Danantara yang bawa saya ke sana. Ada yang ngomong katanya itu bukan hak saya, padahal saya juga penguasa Danantara,” ujar Purbaya.
Baca Juga: Kemenkeu Mencatat Saldo Anggaran Lebih 2024 Sebesar Rp 457,5 Triliun
Sebelumnya, Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu bilang hingga September 2025, dari dana yang Rp 25 triliun yang ditaruh Kemenkeu di BTN, sudah disalurkan untuk kredit sebesar Rp 10,5 triliun atau sekitar 42%. Namun yang baru di reimburse hanya sebesar Rp 4,5 triliun.
“Sisanya akan kita tagihkan bulan Oktober ini,” katanya ketika ditemui, Senin (13/10/2025).
Ia menjelaskan bahwa penyerapan dana pemerintah sebesar Rp 25 triliun oleh BTN masih dalam tahap awal seiring dengan proses penyaluran kredit yang berlangsung secara bertahap, sesuai dengan pipeline kredit yang telah dijadwalkan.
Nixon bilang dengan dukungan likuiditas yang sangat kuat dan biaya dana yang terus menurun, BTN optimistis seluruh dana penempatan pemerintah sebesar Rp 25 triliun akan terserap 100% pada bulan November 2025.
“Dana tersebut akan disalurkan ke sektor-sektor produktif, seperti konstruksi, real estate, perdagangan, kesehatan, serta pembiayaan perumahan rakyat yang menjadi fokus utama BTN,” ujarnya.
Ia menuturkan, penyerapan yang masih relatif lambat pada tahap awal disebabkan mayoritas portofolio BTN yang bersifat khusus, yaitu pembiayaan ke sektor perumahan terutama KPR.
Baca Juga: Purbaya Buka Peluang Himbara Tambah Penempatan Dana SAL, BRI dan BNI Minta Tambahan
Secara prinsip, kata Nixon, KPR memiliki proses yang lebih kompleks dibandingkan kredit pada umumnya, mulai dari tahap verifikasi hingga persetujuan kredit.
Dengan mayoritas portofolio kreditnya ditujukan untuk segmen ritel atau nasabah individual, maka otomatis plafonnya lebih kecil dibandingkan kredit korporasi untuk nasabah institusi yang umumnya plafonnya jauh lebih besar, yakni ratusan miliar hingga triliunan rupiah untuk per satu debitur.
Selanjutnya: Rahasia Hidup Sederhana Pavel Durov, Pendiri Telegram dengan Kekayaan US$17 Miliar
Menarik Dibaca: 5 Manfaat Olahraga 30 Menit Setiap Hari untuk Kesehatan Tubuh dan Mental
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News