kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Insurtech bakal jadi ancaman bagi asuransi konvensional? Begini pendapat AAUI


Jumat, 04 September 2020 / 16:13 WIB
Insurtech bakal jadi ancaman bagi asuransi konvensional? Begini pendapat AAUI
ILUSTRASI. Karyawan melintas di depan logo-logo perusahaan asuransi umum di kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Jakarta, Rabu (10/6/2020). Berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total aset Industri Keuangan Non Bank (IKNB) pada Maret 2020 menc


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis insurtech semakin merekah di tanah air. Terlebih pandemi mendorong eksistensi insurtech dalam memasarkan produk asuransi. Kendati demikian Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) melihat kehadiran insurtech menguntungkan asuransi konvensional.

Insurtech berupa aggregator merupakan marketplace asuransi. Mereka tidak masuk ke industri asuransi, mereka lebih ke industri perdagangan kalau aggregator. Sepanjang, tidak berlaku seperti industri asuransi maka ia sebagai tools saja,” ujar Dody pada conference virtual pada Rabu (4/9).

Namun, Dody berpendapat bila aggregator tersebut mulai mengakses bisnis asuransi hingga memproses klaim asuransi, maka model bisnis itu telah berlaku sebagai industri asuransi. Dody berharap pada posisi ini, regulator harus mulai meninjau ulang aturan keberadaan mereka.

Baca Juga: Ada pandemi, AAUI minta kemudahan penerbitan polis elektronik ke OJK

“Apakah akan mengancam industri asuransi? Kalau sebagai marketplace malah akan memperluas penetrasi asuransi. Dia bisa mendapatkan potensi konsumen yang lebih besar. Namun tantangannya bagai industri asuransi ialah, tetap melakukan assessment yang prudent,” tutur Dody.

Dody menekankan, pemain asuransi tidak hanya fokus kepada kecepatan penjualan produk. Lantaran bisa memberikan potensi kerugian yang besar di kemudian hari.

Salah satu perusahaan insurtech asal Indonesia yang bertumbuh ialah PasarPolis. CEO and Founder PasarPolis Cleosent Randing bilang PasarPolis telah menunjukkan pertumbuhan bisnis sejak meraih pendanaan Seri A pada Agustus 2018.

Kini insurtech ini mencatat peningkatan perilisan polis per bulan tumbuh lebih dari 80 kali. Jumlah mitra kerja meningkat 4 kali selama periode yang sama. Selain itu, jumlah produk yang tersedia juga bertambah 25 kali lipat.

“Selain itu, PasarPolis telah memiliki 10.000 agen dan 83 produk asuransi aktif di ekosistem PasarPolis. Berkat itu semua, Celosent bilang PasarPolis bisa merilis 70 juta polis setiap bulan. Bahkan, PasarPolis tak hanya melayani masyarakat Indonesia, juga tersedia di Thailand dan Vietnam sejak 2019,” kata Cleo.

Baca Juga: OJK rilis insentif program kredit kendaraan listrik, apa isinya?

Tak sampai di situ, PasarPolis baru saja mengumumkan meraih pendanaan Seri B senilai US $ 54 juta. Pendanaan itu diperoleh dari investor LeapFrog Investments dan SBI Investment. Juga dari investor lokal yakni AlphaJWC dan Intudo Ventures, serta raksasa elektronik konsumen global, Xiaomi.

Cleosent bilang saat ini PasarPolis telah bekerja sama dengan 25 mitra strategis seperti pelaku e-commerce maupun transportasi online. Juga telah menggandeng 30 perusahaan asuransi.

Selanjutnya: Rayakan Hari Pelanggan Nasional, Adira Insurance bagi-bagi asuransi gratis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×