kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Intip Strategi Sejumlah Bank untuk Penuhi Ketentuan Free Float dari BEI


Selasa, 10 Oktober 2023 / 15:20 WIB
Intip Strategi Sejumlah Bank untuk Penuhi Ketentuan Free Float dari BEI
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi keuangan di kantor cabang OK Bank Indonesia Jakarta, Senin (30/5/2022). /pho KONTAN.Carolus Agus Waluyo/30/05/2022.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perbankan tengah menyiapkan langkah untuk memenuhi batas minimum saham free float sebesar 7,5% dengan batas waktu hingga akhir tahun ini.

Surat Keputusan Direksi BEI  Nomor Kep-00101/BEI/12-2021 menyatakan jumlah saham free float paling sedikit 50 juta saham dan paling sedikit 7,5% dari jumlah saham yang tercatat pada 21 Desember 2023. Adapun ketentuan free float saham ini merupakan salah satu syarat agar bagi emiten untuk tetap tercatat di BEI.

Untuk diketahui, saat ini terdapat lima emiten perbankan yang belum memenuhi aturan itu, di antaranya Bank Permata (BNLI) dengan saham free float 0,83%, (BTPN) 6,42%, Bank Maspion (BMAS) 3,13%, Bank J Trust (BCIC) 4,19%, Bank Oke Indonesia (DNAR) 5,74%, Bank CIMB Niaga (BNGA) 6,73%, dan Bank Danamon (BDMN) 7,48%. 

Dalam memenuhi aturan tersebut, Direktur Kepatuhan Bank Oke Indonesia Efdinal Alamsyah menyebut, perseroan akan mengalihkan sebagian kepemilikan Pemegang Saham Pengendali (PSP) kepada publik. Dengan jumlah saham PSP yang harus dialihkan kepada publik sebesar 3%, sehingga kepemilikan PSP akan berkurang menjadi 90%.

Baca Juga: Jelang Berakhirnya Restrukturisasi Covid-19, OJK Pastikan Pencadangan Bank Aman

"Jadi kami tidak akan melakukan aksi korporasi, melainkan mengalihkan sebagian kepemilikan saham PSP ke publik,” ujar Efdinal.

Dikutip dari RTI Business, per 30 September 2023 pemegang saham pengendali DNAR yakni APRO FInancial Co.Ltd menggenggam kepemilikan saham 93,40%. Sementara sisanya dipegang oleh masyarakat non warkat yang hanya sekitar 4,80% dan masyarakat warkat sekitar 0,95%.

Sementara dalam memenuhi aturan free float, BNGA akan melakukan Penambahan Modal Tanpa Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau kerap dikenal dengan private placement. Rencana aksi korporasi tersebut akan digelar BNGA setelah mendapatkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 9 Oktober 2023.

Dalam aksi korporasi tersebut, CIMB Niaga akan menerbitkan saham baru sebanyak 10,59 juta saham, dengan nilai nominal sebesar Rp 50 per lembar saham.

Sebagai informasi, saat ini pemegang saham Bank CIMB Niaga terdiri dari CIMB Group Sdn Bhd yang mendekap 22,99 miliar saham atau setara 91,48% dari total modal saham disetor penuh. Pemegang saham lainnya yang bukan milik publik dipegang oleh PT Commerce Kapital sebanyak 255,4 juta saham atau setara 1,02% dari total modal saham disetor penuh. 

Berdasarkan data RTI, porsi saham free float BNGA tercatat di level 6,73%. Aksi korporasi perseroan dalam memenuhi aturan free float juga salah satunya penjualan kembali saham tresuri sejumlah 188.878.782 lembar saham atau setara dengan 0,76% dari jumlah saham tercatat.

Dalam prospektus terbarunya, manajemen juga mengungkapkan penggunaan dana hasil pelaksanaan private placement akan digunakan untuk pembiayaan ekspansi kegiatan usaha dalam bentuk penyaluran kredit di seluruh segmen bisnis Perseroan. 

Adapun berdasarkan data RTI, per 31 Agustus 2023, pemegang saham pengendali Bank Danamon secara langsung dan tidak langsung yakni MUFG Bank Ltd, dengan kepemilikan saham 92,47%. Sementara saham yang dipegang oleh masyarakat non warkat sekitar 7,48% dan masyarakat warkat sekitar 0,02%. Artinya, jumlah saham free float Danamon telah mencapai batas aman sekitar 7,5% yang dapat diperdagangkan di bursa saham.

Baca Juga: OJK Mencatat 1.700 Rekening Bank Telah Diblokir Terkait Judi Online

Sementara berdasarkan data kepemilikan saham per 31 September 2023, BTPN dimiliki oleh Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) dengan porsi kepemilikan mencapai 92,43%. Sementara, porsi kepemilikan masyarakat hanya mencapai 6,42%.

Begitu juga dengan BNLI, per 30 September 2023, sahamnya dikuasai oleh Bangkok Bank Public Company Limited dengan porsi kepemilikan 98,71%. Saham masyarakat di BNLI hanya mencapai 1,29%.

Sedangkan pengendali saham BMAS per 30 September 2023, yakni Kasikorn Vision Financial Company Pte Ltd dengan kepemilikan mencapai 62,53%. Sementara saham masyarakat di BMAS hanya mencapai 0,11%.

Adapun pengendali saham BCIC yakni J Trus Co., Ltd dengan porsi kepemilikan saham sekitar 74,16%. Adapun, J Trust Asia Pte. Ltd memiliki sebesar 19,32% dan PT JTrust Investment Indonesia sebesar 2,28%. Artinya, saham masyarakat di BCIC hanya mencapai 4,24%.

Dalam memenuhi aturan free float ini, BCIC juga disebut akan melakukan Penambahan Modal Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu III (PMHMETD III) atau rights issue untuk mendorong kepemilikan saham publik.

Mengutip keterbukaan informasi, dana hasil rights issue ini setelah dikurangi dengan biaya emisi akan digunakan untuk mengukuhkan pemenuhan ketentuan tentang modal inti minimum bank. Ini dilakukan dengan mengkompensasi dana setoran modal (DSM) yang disetorkan oleh pemegang saham pengendali bank yakni holding finansial asal Jepang, J Trust Co., Ltd. sebesar Rp 1 triliun.

Bilamana terdapat pelaksanaan HMETD dari Pemegang Saham lainnya setelah dikurangi dengan biaya emisi, perolehan dana akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dalam pengembangan usaha BCIC melalui pertumbuhan kredit, dengan memperhatikan peraturan pasar modal yang berlaku.

Di sisi lain, terkait efeknya kepada saham bank-bank yang harus memenuhi free float dinilai Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian kurang menarik bagi pasar, karena berpotensi melanggar aturan bursa.

"Untuk saham-saham bank kecil dan menengah yang sedang memenuhi aturan free float tersebut, investor perlu mencermati fundamental serta rasio keuangannya. Untuk saat ini, karena suku bunga masih di level tinggi, sementara bank-bank kecil juga sedang mengalami tekanan dari sisi margin bunga dan biaya dana yang tinggi, jadi sebaiknya wait and see," ujar Fajar.

Tak berbeda, menurut Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta, lebih baik investor menanti sejauh mana bank-bank tersebut ini bisa memenuhi aturan free float atau sahamnya dipegang masyarakat.

"Karena nanti inilah yang akan mencerminkan kondisi real daripada kinerja emiten, ini juga bisa mempengaruhi harga sahamnya. Bisa saja ada yang kinerja fundamentalnya bagus bisa membukukan pertumbuhan bottom line secara konsisten tetapi harga sahamnya tidak likuid bahkan random pergerakan harga sahamnya, ini memang sejatinya perlu penyesuaian, perlu menunggu mereka memenuhi aturan free float terlebih dahulu paling lambat akhir tahun ini," jelasnya.

Nafan menegaskan, lebih baik memang investor cenderung bersikap prudent, tapi di sisi lain investor juga akan menantikan kinerja laporan keuangan bank-bank tersebut di kuartal ketiga.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×