kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investor dan pengusaha mikro menanti ekspansi bisnis holding ultra mikro BRI


Kamis, 30 September 2021 / 15:51 WIB
Investor dan pengusaha mikro menanti ekspansi bisnis holding ultra mikro BRI
ILUSTRASI. Perajin anyaman sedang membuat kursi di sentra kerajinan ayaman bambu di Jakarta, Senin (01/09/2020). . KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Ahmad Febrian, Selvi Mayasari | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rights issue menjadi bagian  pembentukan holding ultra mikro yang melibatkan Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Holding ini diharapkan dapat memperluas pendanaan bagi UMKM yang lebih cepat dan murah.

Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira mengatakan, pasar pembiayaan segmen mikro masih terbuka lebar. Terdapat sebanyak 91,3 juta orang Indonesia yang sebagian adalah pengusaha mikro masih unbankable atau tidak mendapat layanan lembaga keuangan formal.

"Jika seluruh hasil rights issue BRI atau holding ultra mikro digunakan untuk memberdayakan usaha ultra mikro, maka efeknya serapan tenaga kerja dan rasio wirausaha akan meningkat," katanya, dalam keterangan tertulis, Kamis (30/9). 

Menurut dia, di masa pandemi ada 19 juta tenaga kerja yang terdampak, sebagian terpaksa menjadi pengusaha mikro untuk bertahan. Oleh karena itu, dukungan pendanaan sangat penting agar mereka bisa bertahan

Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee menambahkan holding tersebut memiliki potensi ke depan. BRI, Pegadaian, dan PMN bisa berkolaborasi untuk memenuhi pendanaan ultra mikro. “Tidak ada persaingan karena satu holding bakal menaikkan margin dan membuat pendanaan lebih efektif,” ucapnya.

Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan, integrasi antara Pegadaian, PNM, dan BRI dalam satu ekosistem bisnis akan memberikan pembiayaan kepada UMKM. Selain itu, pembentukan holding merupakan salah satu bentuk dari transformasi perusahaan pelat merah dalam rangka memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat, dalam hal ini pelaku usaha ultra mikro.

"Dengan penyatuan ini kita ingin UMKM kurang lebih 30% daripada permodalan di Indonesia. Kita bisa lihat perubahan signifikan pada krisis pandemi covid-19 terdampaknya UMKM dan ultra mikro. Impact-nya sangat luar biasa. Ini harus kita pastikan keseimbangan ekonomi terjadi," kata Erick saat konferensi pers secara virtual, pekan lalu. 

Dengan adanya integrasi holding ultra mikro juga diproyeksi dapat menciptakan efisiensi dalam operasional bisnis entitas yang tergabung di dalamnya. Oleh karena itu, selain pembiayaan terintegritas, holding ini diharapkan dapat menciptakan pembiayaan yang murah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×