Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
“Maret 2017 kami membentuk tim untuk melacak bank yang punya potensi di Indonesia. Dari sana kami berhasil menemukan 13 calon bank, hingga akhirnya mengerucut kepada Bank Agris, dan Bank Mitraniaga,” ujarnya.
Baca Juga: Penuhi likuiditas, OJK meminta pemegang saham Bukopin bertindak cepat
Bank Agris diakuisisi pada 2017 IBK Bank pada 2017, sementara Bank Mitraniaga pada 2018. Kemudian tahun lalu, kedua bank tersebut digabungkan dan bertransformasi menjadi Bank IBK Indonesia. Soo bilang, dua bank tersebut dibidik IBK Bank lantaran punya segmen fokus serupa yaitu terhadap industri Usaha Kecil Menengah (UKM). Di Korea, IBK Bank juga punya fokus bisnis di segmen UKM.
Selanjutnya pada 2018 mulai muncul lembaga keuangan non bank dari Korea yang masuk ke industri perbankan. Adalah Apro Financial Co yang mulai mengempit saham di PT Bank Oke. Langkah Apro kemudian dilanjutkan untuk mengakuisisi PT Bank Dinar Indonesia Tbk (DNAR), dan akhirnya menggabungkan dua bank lokal tersebut tahun lalu menjadi PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR).
Pasca merger, Bank Oke langsung tancap gas, kinerjanya tumbuh signifikan. Pada 2020, perseroan yang sebelumnya mencatat rugi, mulai membukukan laba. Per semester I-2020, perseroan mencatat laba Rp 9,70miliar dengan pertumbuhan 88,43% (yoy).
Direktur Bank Oke Efdinal Alamsyah bilang, pertumbuhan kredit jadi penopang pertumbuhan, terutama segmen UMKM yang tumbuh 12,15% (yoy) menjadi Rp 5,02 triliun. Sementara pertumbuhan pendapatan non bunganya sebesar 6,58% (yoy) menjadi Rp 211,45 miliar.
“Meski tumbuh positif, pertumbuhan kami sebenarnya masih terhitung kecil dibandingkan bank kecil lainnya. Hingga akhir tahun kami pun masih optimistis kredit bisa tumbuh hingga 25%,” katanya.
Di sisi lain, perseroan kini juga tengah menyiapkan aksi penambahan modal senilai Rp 500 miliar. Selain buat menopang ekspansi, penambahan modal bakal merupakan komitmen Apro Financial yang tiap tahunnya bakal menambah modal perseroan Rp 500 miliar.
Penambahan modal telah dilakukan sejak tahun lalu dan akan berlangsung hingga 2025 mendatang, sehingga total Apro akan mengucurkan modal hingga Rp 3 triliun.
Tambahan modal sekaligus untuk menunaikan target perseroan agar bisa menjadi BUKU 3. Adapun per Juni 2020, modal inti Bank Oke tercatat senilai Rp 1,84 triliun dan berada di kelompok BUKU 2.