kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investor lokal gamang masuk Muamalat


Jumat, 11 Mei 2018 / 14:59 WIB
Investor lokal gamang masuk Muamalat
ILUSTRASI. Teller Menghitung Uang di Bank Muamalat


Reporter: Ahmad Febrian, Khomarul Hidayat, Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang, Nina Dwiantika, Yuwono Triatmodjo | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya mendatangkan investor ke PT Bank Muamalat Indonesia Tbk terus dilakukan. Targetnya: Juni 2018 nanti, investor baru masuk dengan menyuntikkan modal ke pionir bank syariah ini.

Sejauh ini, ada dua investor yang serius ingin masuk ke Muamalat. Pertama, konsorsium yang tergabung dalam sebuah fund management yang berbasis di Singapura. Meski berbasis di Singapura, ada investor lokal yang akan gabung di konsorsium ini.

Konsorsium ini  berniat masuk Muamalat lewat bermacam cara. Yakni lewat suntikan suntikan modal tier I dan tier II. Penempatan dana tier I berupa suntikan modal, sedang tier II lewat pembelian subdebt atau produk sejenis.

Kedua, 100% investor lokal. Kabar yang sampai ke KONTAN, investor domestik yang bakal masuk adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). Konon, BRI mendapat tugas Kementerian BUMN untuk membantu menyelamatkan Bank Muamalat dengan menggandeng BPKH.

Hingga berita ini turun, BRI masih enggan berkomentar.  Tapi, jika merujuk keterangan awal bulan Mei ini, Sekretaris Perusahaan BRI Bambang Tri Baroto mengaku belum mengetahui kabar tersebut.

Adapun Kepala Badan Pelaksana BPKH Anggito Abimanyu mengatakan,  BPKH juga belum ada rencana masuk ke Bank Muamalat. Padahal, Februari 2018 lalu, BPKH membuka peluang menempatkan dana di bank ini.

Belum jelasnya investor ini, kabarnya karena mereka masih ragu-ragu.  Mereka gamang proses suntikan dana ke Mualamat akan jadi persoalan ke depan. "Mereka takut kasusnya dianggap seperti bailout Century," ujar sumber KONTAN yang enggan  namanya disebut. Apalagi, kebutuhan dana Muamalat juga besar.  

Tapi, menurut Direktur Utama Bank Muamalat Indonesia Achmad Kusna Permana, Bank Muamalat membutuhkan dana Rp 4,5 triliun dalam jangka pendek. "Kebutuhannya Rp 4,5 triliun jangka pendek " tandas Permana kepada KONTAN, Kamis (10/5).

Dengan dana sebesar itu, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) Muamalat naik menjadi 12%- 14%. Hingga kuartal I 2018, Permana menyebut, CAR Bank Muamalat di atas 10%. 

Menurut Permana, rasio modal per Maret 2018 ini juga sudah memperhitungkan dana 85% dari total dana escrow PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI) yang sudah diambil lagi oleh pemiliknya. Dia yakin, masuknya investor baru bisa kelar Juni 2018.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, OJK segera memproses dan mengevaluasi calon investor. "Termasuk kewajiban memasukkan dana di escrow account," tandas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×