Reporter: Dessy Rosalina, Nina Dwiantika, Annisa Aninditya Wibawa |
JAKARTA. Industri perbankan kita bak gadis cantik yang menjadi incaran banyak pihak, baik investor lokal maupun asing. Yang terbaru, dua investor bersiap mencaplok Bank Mayapada.
Sumber KONTAN yang tahu masalah ini membisikkan, kedua investor itu adalah bank asal Jepang dan satu lagi investor lokal, Grup MNC milik Harry Tanoesoedibjo. Kedua investor ini akan masuk melalui penawaran saham baru (rights issue) di April 2013.
Direktur Utama Bank Mayapada, Hariyono Tjahjarijadi mengatakan dari aksi tersebut, Mayapada membidik dana segar Rp 1 triliun. Detailnya, rights issue Rp 300 miliar dan subdebt Rp 700 miliar. "Kami sangat terbuka pada masuknya investor, kami lebih memilih bermitra dengan bank," ujarnya, Kamis (14/3).
Tahir, pendiri dan pemilik Mayapada, membantah akan melego bank yang dia dirikan sekitar 22 tahun lalu. Namun, menantu pendiri Grup Lippo, Muchtar Ryadi, itu mengakui menerima pinangan dari sejumlah investor yang ingin membeli Mayapada. "Ada asing ada lokal," kata Tahir kepada Barly Haliem dari KONTAN.
Benarkah Harry Tanoe salah satunya? "Saya memang dihubungi Harry, tapi dia mengajak saya ikut membeli VIVA (Visi Media Tbk) milik Grup Bakrie, bukan membicarakan Mayapada," kata Tahir.
Yang jelas sejumlah investor tengah mengantre membeli bank lokal. RHB Capital ingin membeli Mestika Dharma. Bank terbesar keempat Malaysia ini mengajukan tawaran RM 651,13 juta atau US$ 209,57 juta. DBS Group Holding juga tengah melamar saham Bank Danamon Tbk.
Bank Tabungan Pensiunan Negara (BTPN) juga diincar dua bank Jepang, Mitsubishi UFJ dan Sumitomo Mitsui. Mitsubishi mengajukan harga US$ 1,6 miliar dan Sumitomo Mitsui mengajukan US$ 1,7 miliar.
Tampaknya, laba besar bisnis bank di Indonesia membuat asing begitu meminati bank lokal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News