Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Khomarul Hidayat
Sementara Presiden PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiatmadja mengatakan pascakrisis tahun 1998, BCA sudah membatasi penyaluran kredit valas. Maklum BCA saat itu terseret dalam akibat ambruknya nilai rupiah.
Jahja mengaku, sebelum krisis, porsi kredit valas BCA bisa mencapai 20%-30%, makanya saat terjadi krisis BCA terhantam. Sejak saat itu, ia bilang, BCA membatasi penyaluran kredit valas maksimum 6%-7% dari portofolio kredit BCA.
“Valas bukan mata uang utama, menyediakan kredit valas artinya perlu menyediakan likuiditas valas yang besar. Karena misalnya seperti kemarin nilai Rupiah mencapai Rp 17.500, risiko untuk tidak dibayar besar sekali,” katanya dalam paparan virtual, Rabu (27/5).
Pada kuartal I-2020 dengan nilai penyaluran kredit valas Rp 38,10 triliun, porsinya memang cuma 6,38% dari portofolio kredit BCA senilai Rp 596,40 triliun. Meski demikian, kredit valas BCA masih tumbuh 21,28% (ytd), sementara portofolio kredit BCA justru cuma tumbuh 1,61% (ytd).
Baca Juga: Mencoba realistis, kredit bank tahun ini diramal cuma naik 2%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News