kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jamsostek dan Jiwasraya Minati Obligasi Pertamina


Rabu, 29 Juli 2009 / 11:23 WIB


Reporter: Ruisa Khoiriyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Meski rencana perusahaan migas pelat merah menerbitkan obligasi senilai US$ 300 juta masih belum terlalu jelas, sudah banyak calon investor yang berniat menadah tawaran instrumen investasi anyar tersebut. Salah satu di antaranya adalah perusahaan asuransi milik negara yakni PT Jamsostek (Persero). "Kami tengah mereview kemungkinan untuk membeli obligasi Pertamina," kata Direktur Keuangan Jamsostek Elvyn G Masasya di Jakarta, kemarin (28/7).

Selama ini, Jamsostek sudah memiliki beberapa kriteria sebelum menempatkan dana kelolaannya di instrumen obligasi. Kriteria tersebut di antaranya adalah terkait tingkat rating obligasi. "Minimal ratingnya "A" dan memiliki tenor menengah atau panjang," jelas Elvyn. Sedangkan untuk tingkat yield atau imbal hasil, Jamsostek mengincar obligasi yang menawarkan kupon double rate. Selain itu, Jamsostek juga hanya berminat pada obligasi yang menawarkan tingkat imbal hasil atau yield double digit. "Kami juga harus memiliki setidaknya alokasi 30% sampai 40% dari total obligasi yang diterbitkan," imbuhnya.

Tidak aneh jika Jamsostek melirik obligasi Pertamina tersebut. Pasalnya, tahun ini, perusahaan yang tahun lalu membukukan laba senilai Rp 1,09 triliun tersebut berencana menambah porsi obligasi dalam portofolio investasi mereka. "Kami akan terus tingkatkan menjadi 49%," ungkap Elvyn. Obligasi sejauh ini memang cukup menjadi favorit Jamsostek, selain investasi di deposito, saham, dan reksadana.

Perusahaan lain yang juga berminat membeli obligasi Pertamina adalah PT Jiwasraya Asuransi. "Kami cukup tertarik," kata Direktur Utama Jiwasraya Hendrisman Rahim. Idem ditto dengan Jamsostek, Jiwasraya juga masih akan mempelajari untung ruginya menempatkan investasi di sana. "Dari Pertamina sendiri kan belum jelas seperti apa tawarannya," imbuhnya.

Jiwasraya selama ini memang tidak terlalu banyak menempatkan dananya di instrumen obligasi. "Terbanyak kami taruh di reksadana, kalau obligasi hanya 15% dari portofolio," jelas Hendrisman. Untuk kriteria obligasi, Jiwasraya juga hanya akan memilih obligasi berating "A", memiliki tenor panjang sekitar 10 tahun. Juga, "Menawarkan yield di atas bunga deposito," paparnya.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×