Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Anna Suci Perwitasari
Ia melanjutkan, pada tahun ini, Jasindo masih tetap optimistis mengejar ketinggalan akibat tekanan Covid-19. Oleh sebab itu, Jasindo menargetkan premi tahun 2020 sebesar Rp 4,93 triliun. Meski nilai itu turun 8,4% dari realisasi tahun 2019 sebesar Rp 5,39 triliun.
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe menyatakan pandemi akan memaksa pemerintah membuat kebijakan prioritas. Ia memperkirakan, proyek-proyek konstruksi akan menurun. Bila menurun, maka akan berpengaruh pada permintaan asuransi engineering.
“Asuransi engineering akan mengikuti aktifitas kegiatan konstruksi. Sejauh ini proyek-proyek pemerintah mendominasi kegiatan konstruksi di dua tahun terakhir,” jelas Dody kepada Kontan.co.id.
Oleh sebab itu, hingga kuartal pertama 2020 pendapatan premi engineering secara industri mencapai Rp 700,39 miliar. Nilai itu tumbuh 28,9% yoy dibandingkan Maret 2019 senilai Rp 543,26 miliar.
Dody memprediksi, jika pandemi Covid-19 berlanjut sampai triwulan IV-2020, maka total premi asuransi umum di akhir tahun 2020 diperkirakan mengalami pertumbuhan negatif.
Baca Juga: Asuransi umum jaga likuiditas di tengah pandemi Covid-19, simak strateginya
“Bisa turun 15% sampai 25% dibandingkan tahun lalu. Worst scenario bisa sampai minus 35%,” papar Dody.
Menghadapi tekanan bisnis ini, Dody menyatakan ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh industri asuransi umum. Mulai dari segera melakukan penyesuaian dan bila perlu melakukan perubahan proses bisnis dengan implementasi teknologi digital.
Juga melakukan kontrol biaya agar tercapai effective and efficient operation cost. Selain itu juga melakukan seleksi underwriting dengan membatasi penerbitan Polis hanya untuk Lini bisnis yang claim ratio rendah terkendali.
“Serta meningkatkan kompetensi karyawan serta penerapan manajemen risiko yang baik,” tambah Dody.
Asal tahu saja, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan pendapatan premi asuransi umum secara industri pada Mei 2020 senilai Rp 30,72 triliun. Nilai itu turun 6,48% yoy dibandingkan Mei 2019 yang senilai Rp 32,85 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News