Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli
Lebih lanjut Tom menyebut selain warisan kredit masa lalu, KB Bank juga terus berupaya melakukan perbaikan kredit macet terdampak Covid-19.
Langkah yang dilakukan KB Bank yakni dengan melakukan penjualan agunan, hingga memberikan restrukturisasi kredit secara mandiri kepada debitur.
"Targetnya rasio turun NPL ke 5% dan LaR 20%," ungkap Tom.
Per Maret 2024, rasio NPL Gross KB Bank tercatat sebesar 9,92%, naik dari posisi tahun lalu 6,98%.
Bank Raya juga masih mencatatkan NPL gross yang naik ke level 4,28% per Maret 2024, dari sebelumnya di level 4,1%.
Baca Juga: Laba Bank Bisa Mengembang kalau Restrukturisasi Kredit Diperpanjang
Direktur Utama Bank Raya Ida Bagus Ketut Subagia mengungkapkan bahwa saat ini NPL Bank Raya yang tercatat sejatinya merupakan portofolio kredit masa lalu. Artinya, masih memerlukan waktu untuk menurunkan tingkat tersebut.
“Salah satu caranya ya dengan meningkatkan pencadangan yang cukup agar bisa dilakukan penghapusbukuan. NPL kredit digital juga kita jaga di bawah level 3%,” ujar Bagus.
Tidak beda jauh dari Bank Muamalat, Corporate Secretary Hayunaji juga mengatakan perseroan terus mengoptimalkan kinerjanya. Pada akhir 2021 Bank Muamalat telah melakukan aset sales untuk meningkatkan kualitas portofolio pembiayaan-nya.
Alhasil, per 31 Maret 2024, Non Performing Financing (NPF) Bank Muamalat membaik menjadi 2,22% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 2,75%.
Baca Juga: Sejumlah Bank Gencar Jual Aset Bermasalah
"Penyelesaian pembiayaan bermasalah terus dilakukan dengan menetapkan strategi yang efektif dengan dukungan infrastruktur dan sumber daya manusia yang tepat," ungkap Hayunaji.
Lebih lanjut ia menyebut, upaya ini dilakukan melalui sinergi antara Kantor Pusat dan Kantor Cabang untuk melepas agunan yang eligible untuk proses lelang dan program-program untuk meningkatkan pencapaian kinerja yang lebih baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News