kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Jenius Isyaratkan Bakal Gandeng Partner untuk Membentuk Ekosistem Terintegrasi


Selasa, 22 Agustus 2023 / 18:15 WIB
Jenius Isyaratkan Bakal Gandeng Partner untuk Membentuk Ekosistem Terintegrasi
ILUSTRASI. Digital Banking Head Bank BTPN Irwan Tisnabudi memberikan pemaparan disela perayaan ulang tahun ke-7 Jenius dari Bank BTPN di Jakarta, Selasa (22/8/2023). KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di saat persaingan bank digital kian ketat seiring jumlah pemain yang terus bertambah, inovasi tentu diperlukan. Dalam hal ini, pembentukan ekosistem mutlak perlu dilakukan untuk memperluas jangkauan nasabah.

Seperti diketahui, beberapa bank digital telah memiliki strategi untuk membentuk sebuah ekosistem. Ambil contoh, Bank Jago yang saat ini tersambung dengan ekosistem yang dimiliki oleh GoTo.

Baru-baru ini, Jenius, yang merupakan digital bank dari Bank BTPN, juga mengisyaratkan bahwa akan melakukan hal serupa untuk memperluas jangkauannya. Hanya saja, Digital Banking Head Bank BTPN Irwan Tisnabudi bilang ekosistem yang dibentuk akan lebih terbuka.

“Kita belum pernah satu partner atau ekosistem digital yang terintegrasi dengan kita dan itu menjadi strategi ke depan yang sedang kita lakukan,” ujar Iwan, Selasa (22/8).

Baca Juga: Ekonom Bank Mandiri Sebut Sektor Perbankan Masih Menunjukkan Tren Positif

Hanya saja, Iwan belum mau mengungkapkan terkait kemungkinan pembentukan ekosistem tersebut apakah dengan akuisisi atau tidak. Hanya saja, ia memastikan Jenius bakal tetap menjadi bagian dari Bank BTPN.

Lebih lanjut, Iwan bercerita bahwa strategi tersebut dilakukan karena selama ini Jenius baru fokus mengembangkan bisnisnya secara organik. Di mana, internal sendiri mengembangkan fitur-fitur untuk mempermudah nasabah.

“Nah, sekarang fitur kita sudah lengkap sehingga kita perlu ekosistem,” ujar Iwan.

Meski demikian, Iwan menyebut bukan berarti Jenius akan berhenti mengembangkan fitur-fitur yang dimiliki. Ia bilang di tahun 2023 saja ada beberapa fitur baru yang diluncurkan, salah satunya Jenius Paylater.

Untuk awal-awal, Iwan bilang bahwa fitur Jenius Paylater ini baru bisa dipakai oleh nasabah-nasabah terpilih saja. Untuk fitur tersebut, limit minimal yang ditawarkan sebesar Rp 500.000.

“Ini kita juga sambil belajar karena jangan sampai paylater yang kita miliki bisa membuat nasabah sampai dikejar-kejar debt collector,” ujar Iwan.

Lebih lanjut, Iwan berharap dengan strategi yang dilakukan tersebut, jumlah pengguna yang dimiliki terus bertambah. Diikuti dengan total pinjaman yang bisa terus bertambah pula.

Baca Juga: Bank BTPN Gandeng Darwinbox Terapkan Transformasi Digital kepada Karyawan

Sebagai informasi, hingga akhir Juni 2023, jumlah pengguna Jenius mencapai 4,8 juta atau tumbuh 19% secara tahunan. Sementara, total pinjaman yang diberikan senilai Rp 1,3 triliun atau tumbuh hingga 119% secara tahunan.

“Kita ingin terus tumbuh kreditnya tapi tetap memperhatikan kualitasnya,” ujar Iwan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×