kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.794   1,00   0,01%
  • IDX 7.469   -10,06   -0,13%
  • KOMPAS100 1.154   -0,36   -0,03%
  • LQ45 914   0,76   0,08%
  • ISSI 226   -0,75   -0,33%
  • IDX30 472   1,31   0,28%
  • IDXHIDIV20 570   2,59   0,46%
  • IDX80 132   0,18   0,14%
  • IDXV30 140   0,94   0,68%
  • IDXQ30 158   0,51   0,33%

Pembiayaan bermasalah perusahaan multifinance kembali turun ke 2,76% per April


Selasa, 11 Juni 2019 / 16:42 WIB
Pembiayaan bermasalah perusahaan multifinance kembali turun ke 2,76% per April


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kualitas pembiayaan perusahaan multifinance semakin membaik. Tercermin dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) multifinace di level 2,76% per April 2019.

Posisi ini membaik dari April 2018 lalu di posisi 3,01%. Namun masih meningkat dari Maret 2019 pada angka 2,71%. Padahal bisnis perusahaan multifinance masih meningkat 4,52% secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp 421,88 triliun menjadi Rp 440,93 triliun pada April 2019.

Salah satu perusahaan multifinance yang berhasil menekan NPF per April 2019 adalah PT BNI Multifinance. Bila pada Maret 2019, NPF BNI Multifinance sebesar 1,07% hingga empat bulan pertama 2019 di level 1,04%.

"NPF itu kan posisi bermasalah dibandingkan total Pembiayaan, jadi strateginya mempercepat penyelesaian pinjaman bermasalah dan ekspansi secara lebih selektif. Adapun kontribusi NPF dari sektor modal kerja memberikan kontribusi 1,29%, Investasi sebesar 1,17%; Multiguna sebesar 0,22%," ujar Direktur Utama BNI Multifinance Hasan Gazali Pulungan kepada Kontan.co.id beberapa waktu lalu.

Hasan menargetkan dapat menjaga pinjaman bermasalah atau non performing financing (NPF) 1,15% di penghujung 2019. Target NPF tersebut seiring dengan target pembiayaan sebesar Rp 2,5 triliun tahun ini. 

Guna mempertahankan risiko pembiayaan, anak perusahaan dari PT Bank Negara Indonesia Tbk telah menyiapkan berbagai strategi. Mulai dengan menerapkan selektif risiko rendah dengan menggarap kebutuhan debitur BNI yang membutuhkan jasa perusahaan pembiayaan.

"Meningkatkan sinergi dengan relationship manager kecil, Menengah dan Korporasi dengan menyosialisasikan aneka produk BNI Multifinance yang dibutuhkan debitur yang dikelolanya. Meningkatkan kapabilitas SDM yang ada terkait pemahaman Bisnis. Meningkatkan IT untuk mengakselerasi berbagai Transaksi," jelas Hasan.

Ia menyebut hingga April 2019, realisasi pembiayaan sebesar Rp 364 miliar. Nilai ini turun 4,61% yoy dari posisi April 2018 sebesar Rp 381,6 miliar. Hasan menyebut penurunan pembiayaan ini lantaran BNI Multifinance tidak lagi melakukan joint financing

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×