Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit kendaraan bermotor (KKB) yang tumbuh pesat di awal tahun mulai melambat. Dari catatan Bank Indonesia pada April penyaluran KKB mencapai Rp 143,1 triliun dengan pertumbuhan 8,3% (yoy). Menurun dibandingkan realisasi Maret senilai Rp 143,2 triliun dengan pertumbuhan 9,5% (yoy).
Pada April perlambatan KKB memang paling dalam dibandingkan kredit konsumsi lainnya. Seperti kredit multiguna yang tumbuh 11,3% (yoy) senilai Rp 597,5 triliun pada April 2019, dibandingkan Maret 2019 yang tumbuh 12,3% (yoy) senilai Rp 596,6 triliun. Sementara kredit kepemilikan rumah (KPR) justru mengalami pertumbuhan, pada April mencapai Rp 480,4 triliun dengan pertumbuhan 13,8% (yoy), meningkat dibandingkan Maret 2019 senilai Rp 475,5 triliun dengan pertumbuhan 13,2% (yoy).
Sedangkan secara umum kredit konsumsi stagnan, baik April maupun Maret sama-sama tumbuh 9,0% (yoy). Dengan realisasi pada April 2019 senilai Rp 1.544,1 triliun, dan Maret 2019 sebesar Rp 1.539,2 triliun.
Penurunan permintaan juga turut dirasakan oleh PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan hal tersebut terjadi lantaran terjadi pelemahan pasar sehingga mempengaruhi permintaan. Selain itu, siklus tahun politik juga turut jadi penyebabnya.
“Pada April nilai penyaluran kendaraan bermotor kami senilai Rp 30,9 triliun, menurun sekitar Rp 400 miliar dibandingkan posisi Maret 2019 senilai Rp 31,3 triliun,” katanya kepada Kontan.co.id.
Meski demikian, Hery bilang pada Mei permintaan kembali mulai stabil. Hal tersebut terbukti dari penyaluran KKB yang telah naik tipis pada Mei menjadi Rp 31 triliun.
Untuk memacu pertumbuhan, bank berlogo pita emas ini akan mendorong dua anak perusahaan multifinance, yaitu PT Mandiri Tunas Finance, dan PT Mandiri Utama Finance sebagai kanal distribusi penyaluran kredit. Hingga akhir tahun, Bank Mandiri menargetkan pertumbuhan KKB mencapai Rp 38,6 triliun.
Setali tiga uang, Senior Executive Vice President PT Bank BNI Syariah Iwan Abdi juga mengakui perlambatan permintaan pembiayaan kendaraan bermotor pada April 2019 dibandingkan Maret 2019. Meski demikian ia mengaku secara keseluruhan pertumbuhan sepanjang 2019 masih cukup baik.
“Penyaluran pembiayaan BNI Oto iB Hasanah di bulan April 2019 memang sedikit turun jika dibandingkan dengan penyaluran Maret 2019. Sementara hingga April pertumbuhannya sudah mencapai 9,88% (ytd). Sedangkan hingga Mei total outstanding kami telah mencapai Rp 109 miliar,” katanya.
Seperti Bank Mandiri, Iwan juga bilang permintaan pada Mei, khususnya menjelang Lebaran juga mulai kembali merangkak naik. Sedangkan guna menopang pertumbuhan perseroan terus melakukan kerjasama dengan perusahaan lainnya dalam program Car Ownership Program (COP), terutama bagi perusahaan yang mengunakan fasilitas payroll BNI Syariah.
Lain cerita di PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA). Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan bilang sales volume KKB CIMB Niaga justru tumbuh di atas 50%.
“Kalau dari sisi sales tumbuh di atas 50% namun portofolio relatif masih kecil. Mayoritas pertumbuhan selain dari diler adalah juga dari cross sell dengan nasabah cabang dan juga refinancing. Kami harap sampai akhir tahun sales tetap tunbuh 50% dan portofolio bisa tumbuh 5%,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News