kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Joint financing jadi andalan multifinance


Rabu, 14 Oktober 2015 / 13:49 WIB
Joint financing jadi andalan multifinance


Reporter: Mona Tobing | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Multifinance semakin mengandalkan pendanaan dari bank demi mendapatkan bunga rendah.

Skema joint financing diperkirakan masih digemari oleh multifinance.

Selain dapat rate bunga lebih rendah, keuntungan yang didapat yakni costumer based lebih banyak.

PT Mandiri Tunas Finance (MTF) misalnya bakal mengandalkan pendanaan dari induknya, Bank Mandiri.

Dimiliki oleh Bank Mandiri sebesar 51% dan sisanya oleh PT Tunas Ridean menguntungkan perusahaan dari sisi permodalan dan perolehan costumer baru.

Sehingga, posisi bisnis dan fleksibelitas keuangannya dianggap kuat.

Dyah Puspita Rini, Analis PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mengatakan, dukungan dari Bank Mandiri membuat likuiditas perusahaan bagus.

MTF tidak perlu khawatir akan kecukupan dananya karena otomatis akan disokong oleh induknya.

"Risiko mereka rendah karena sepenuhnya didukung oleh bank," ujar Dyah kemarin (13/10).

Ia menyebut, net interest margin (NIM) MTF juga terbilang rendah yakni 3%.

Dukungan pendanaan dari Bank Mandiri menguntungkan MTF dalam menetapkan bunga atau rate.

Bisa dipastikan, bunga yang diberikan bisa lebih murah 1% hingga 2% dari bunga pinjaman dengan skema diluar joint financing.

"Kondisi ini akan memicu adanya perang bunga diantara multifinance. Sebab, multifinance ingin beri bunga yang murah untuk dapat bunga murah salah satunya dengan skema joint financing," sambung Dyah.

Sementara dukungan dari group otomotif membuat MTF mendapatkan keunggulan memberikan pembiayaan pada merek tertentu dari agen tunggal pemegang merk (ATPM).

Sebaliknya bagi multifinance tidak terafiliasi dengan group otomotif dan bank atau disebut independen akan sulit bersaing dalam hal bunga.

Sebab, multifinance akan menghadapi persaingan bunga terkait sumber pendanaanya yang tidak didukung dengan skema joint financing.

PT Bima Multi Finance misalnya, menghadapi persaingan yang ketat sekalipun pasar yang dituju untuk pembiayaan mobil bekas.

Untuk memberikan rate bunga murah, perusahaan mengandalkan penerbitan surat utang dari pasar modal untuk menyeimbangkan bunga dari bank.

Itu sebabnya, Bima Finance saat ini tengah gencar manjaring investor dari sektor lembaga keuangan yakni bank untuk mendukung sumber pendanaannya.

Hendro Utomo, Analis Pefindo mengatakan, menghadapi persaingan yang ketat perusahaan harus dapat mempertahankan profablitas perusahaan dengan mempertahankan relasi dengan diler-diler yang bekerjasama dengan perusahaan.

Hal ini demi menjaga posisi pasar perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×