Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejalan dengan rasio kredit macet atau non performing financing (NPF) multifinance yang mulai membaik, jumlah kendaraan yang ditarik oleh perusahaan multifinance pun terus turun.
Adapun, OJK mencatat NPF perusahaan pembiayaan pada April 2022 tercatat di level 2,7%. Angkat tersebut cenderung stabil dari bulan sebelumnya di level 2,78% dan lebih rendah dari NPF pada April tahun lalu yang berada di level 3,88%.
Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo pun mengakui bahwa saat ini jumlah nasabah bermasalah berkurang banyak. Oleh karenanya, jumlah kendaraan yang ditarik pun turun di periode Januari hingga April 2022 hanya sebanyak 1.130 unit, periode sama tahun lalu sebanyak 2.169 unit.
Baca Juga: Analis: Tren Kenaikan Suku Bunga Dapat Mempengaruhi Penerbitan Obligasi
Di saat jumlah yang ditarik turun, nilai recovery rate dari hasil lelang kendaraan yang ditarik tersebut justru naik. Contohnya, recovery rate untuk pembiayaan mobil bekas naik dari 90.57% di 2021 menjadi 99,89% di 2022.
“Kondisi sekarang stok mobil bekas kurang dibanding permintaan yang meningkat. Jadi kemungkinan terlelang sangat baik,” ujar Harjanto.
Penurunan tarikan kendaraan pun juga dirasakan oleh CIMB Niaga Finance (CNAF), dimana pengembalian kendaraan tahun ini hingga periode April tercatat 372 unit. Angka tersebut turun sekitar 47,4% dari periode yang sama tahun lalu.
Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman pun bilang bahwa keseluruhan dari kendaraan yang ditarik tersebut mampu dijual di balai lelang. Sejauh ini, recovery rate-nya pun terjadi peningkatan sebesar 1000 bps.
Baca Juga: Biaya Dana Berpotensi Naik, Bunga Multifinance Bakal Terkerek
“84% di tahun 2021 ke angka 94% di tahun 2022 periode hingga april,” ujar Ristiawan.
Meskipun trennya turun, Ristiawan pun mewaspadai kemampuan bayar dari nasabah bisa kembali melemah. Alasannya, situasi makro ekonomi yang menyebabkan inflasi di Indonesia terus naik.
“Saat ini inflasi di Indonesia sudah berada di level 3.47% dan di prediksi akan menembus angka 5%-6%. Itu tantangan terberat tahun 2022 untuk mempertahankan angka NPF,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News