kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Juni 2017, pembiayaan BNI Finance meroket 183%


Selasa, 04 Juli 2017 / 18:45 WIB
Juni 2017, pembiayaan BNI Finance meroket 183%


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. PT BNI Multifinance optimistis bisa mencetak kinerja kinclong tahun ini. Buktinya, anak usaha PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) cukup percaya diri memasang target penyaluran pembiayaan lebih tinggi dari pencapaian tahun lalu.

Suwaluyo, Direktur Utama BNI Multifinance mengatakan, realisasi pembiayaan hingga Juni 2017 telah mencapai Rp 535 miliar. Nominal tersebut meroket 183,07% dari pencapaian tahun lalu senilai Rp 189 miliar.

Sementara, sampai tutup tahun pihaknya menargetkan bisa menyalurkan pembiayaan hingga Rp 1,2 triliun. Sedang pencapaian pembiayaan Desember 2016 lalu mencapai Rp 386 miliar.

Pihaknya optimistis target tersebut dapat tercapai didukung dengan strategi yang dipersiapkan oleh perusahaannya. Seperti misalnya, Suwaluyo menyebut, adanya weekly meeting atau rapat mingguan untuk mengecek masing-masing marketing individu yang memiliki target tersendiri. "Misalnya, setiap bulan harus dapat sekian sesuai target, ini cukup optimal diterapkan," katanya di Jakarta, Selasa (4/7).

Untuk meningkatkan konsumen, BNI Multifinance juga telah memperluas segmen pembiayaan produk seperti untuk renovasi rumah, biaya pendidikan dan ibadah. "Namun kami belum berencana untuk masuk syariah karena harus tambah modal lagi sebesar Rp 20 miliar," imbuhnya.

Saat ini komposisi kucuran pendanaan BNI Multifinance berasal 50% dari induk usaha yaitu Bank BNI dan 50% dari bank-bank lain. Secara total BNI Multifinance membutuhkan pembiayaan sekitar Rp 850 miliar.

Pihaknya belum berencana meraih pendanaan dari merilis obligasi atau medium term notes (MTN) lantaran biaya ongkosnya mahal. "Mungkin kucuran pendanaan lebih besar berasal dari bank-bank lain," ujar dia.

Dari total pembiayaan saat ini segmen kendaraan komersial penyumbang terbesar yakni 70%, segmen konsumer 20% dan sisanya berasal dari operating lease 10%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×