Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bank Central Asia Syariah mengalami peningkatan biaya dana (cost of fund) dari 5,54% di Juni 2013 menjadi 7,28% di Juni 2014. Kenaikan ini disebabkan BCA Syariah terus menggenjot pertumbuhan deposito demi menjaga kecukupan likuiditas.
Menurut Yana Rosiana, Direktur Utama BCA Syariah, saat ini kebutuhan penghimpunan DPK semakin besar akibat meningkatnya tuntutan volume pembiayaan BCA Syariah. Ditambah kondisi likuiditas di industri perbankan yang lebih ketat, membua BCA Syariah terus menjaga pertumbuhan DPK yang masih mengandalkan deposito.
"Peningkatan ini memang disebabkan ekspansi penyaluran dana kepada debitur," kata Yana Rosiana, Direktur Utama BCA Syariah pada KONTAN, Jumat, (11/7).
Hingga Juni 2014, DPK anak usaha BCA tersebut mencapai Rp 1,86 triliun atau tumbuh 45% dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya (YoY). Sebanyak 83% diantaranya adalah deposito. Sisanya 17% adalah tabungan dan giro. Sayang, Yana menolak menyebut besaran margin depositi BCA Syariah.
Namun BCA Syariah menegaskan bahwa secara perlahan komposisi dana murah giro dan tabungan atau current account saving account (CASA) akan ditingkatkan. Ini dilakukan agar biaya dana bisa ditekan agar net interest margin (NIM) bisa terjaga. “Kami akan terus melakukan perbaikan melalui inovasi produk DPK, memperkuat kapasitas transaksi pembayaran, menambah jaringan kantor cabang, melakukan berbagai program demi menjaga kesetiaan nasabah,” pungkas Yana.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per April 2014, deposito perbankan syariah mencapai Rp 115,72 triliun. Jumlah ini mencapai 62,38% dari total DPK perbankan syariah yang mencapai Rp 185,50 triliun. Sementara giro sebesar Rp 13,97 triliun atau 7,54% dari total DPK bank syariah. Terakhir, tabungan mencapai Rp 55,80 triliun atau 30,08% dari total DPK bank syariah.
Komposisi DPK bank syariah April lalu tak beda jauh dibanding April 2013. Kala itu deposito mencapai Rp 95,35 triliun atau 60,15% dibanding total DPK sebesar Rp 158,51 triliun. Sementara giro sebesar Rp 16,04 triliun atau 10,12% dari total DPK. Terakhir, tabungan mencapai Rp 47,12 triliun atau 29,73% dari total DPK.
Peningkatan porsi deposito juga diikuti dengan peningkatan Imbal hasil deposito syariah. Imbal hasil deposito syariah untuk Rupiah meningkat dari 4,06% di April 2013 menjadi 5,85% di April 2014. Sementara imbal hasil deposito syariah untuk valuta asing (valas) meningkat dari 1,76% di April 2013 menjadi 3,33% di April 2014.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News