kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kalah bersaing, pembiayaan gadai swasta turun 40,42%


Senin, 15 April 2019 / 17:26 WIB
Kalah bersaing, pembiayaan gadai swasta turun 40,42%


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran pembiayaan perusahaan gadai swasta melorot di awal tahun ini. Penyebabnya masih banyak pelaku usaha yang belajar dan menyesuaikan bisnis gadai di tengah persaingan industri pembiayaan.

Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sampai Februari 2019, industri pegadaian swasta mencatatkan pembiayaan sebesar Rp 283 miliar atau merosot 40,42% dibandingkan periode sama tahun lalu yaitu Rp 475 miliar. Realisasi pembiayaan tersebut stagnan semenjak Desember 2018.

Ketua Umum Perkumpulan Perusahaan Gadai Indonesia (PPGI) Harianto Widodo mengatakan, pelambatan bisnis gadai swasta disebabkan beberapa faktor. Pertama, masih banyak pemain baru yang melakukan konsolidasi bisnis agar bisa tetap bertahan.

“Ini masih tahap konsolidasi bisnis. Jadi untuk menjelaskan bisnis gadai itu bukan sesuatu yang mudah sehingga jalannya tidak semua mulus,” kata Harianto kepada Kontan.co.id, Senin (15/4).

Dengan kondisi tersebut membuat bisnis gadai swasta makin berat. Mereka juga mesti menghadapi persaingan dengan perusahaan pembiayaan lain seperti perbankan, tekfin dan multifinance. Serta program pembiayaan dari pemerintah mulai dari kredit usaha mikro (KUR) hingga pembiayaan ultra mikro (Umi).

Meski berat, Harianto optismistis, bisnis gadai swasta tetap eksis tahun ini. Ia memperkirakan, pembiayaan gadai swasta bisa tumbuh sekitar 5%-6% sampai dengan akhir tahun 2019.

Menurut Harianto, bisnis gadai swasta masih potensial digarap karena bertambahnya pelaku usaha yang mengatongi izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Di samping itu mereka membidik pasar alternatif yang belum dijangkau perusahaan pembiayaan lain seperti Pegadaian milik pemerintah.

Meski tumbuh mini, sejumlah gadai swasta masih optimistis mencapai pembiayaan yang optimal tahun ini. Sebut saja, PT Sili Gadai Nusantara yang menargetkan pertumbuhan pendapatan bisa mencapai 30%.

Untuk memenuhi target tersebut, Sili Gadai Nusantara akan fokus menggenjot produk fidusia dari mobil mewah dan sepeda motor. Fidusia sendiri adalah pengalihan hak kepemilikan sebuah benda di mana hak kepemilikannya masih dalam kekuasaan pemilik benda tersebut.

Selama ini, produk fidusia masih berkontribusi besar terhadap bisnis Sili Gadai yaitu sebesar 80%. Sementara sisanya masih berasal dari bisnis gadai peralatan elektronik.

“Karena masyarakat mulai banyak melakukan gadai laptop dan telepon pintar pada akhir 2018 lalu,” kata Direktur Sili Gadai Rainaldus Bramy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×