Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kanal bancassurance masih menjadi tulang punggung pendapatan premi di industri asuransi jiwa. Tren ini diperkuat oleh pergeseran preferensi nasabah dari produk unit link ke produk tradisional yang menawarkan proteksi murni.
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 2024, lebih dari separuh total premi bancassurance berasal dari produk tradisional.
Baca Juga: Kinerja Bancassurance Diperkirakan Masih Tertekan pada Tahun 2025, Ini Sebabnya
“Total perolehan premi produk tradisional dari kanal bancassurance mencapai Rp 44,47 triliun, atau setara 54,9% dari total premi yang diperoleh melalui kanal ini,” jelas Togar kepada Kontan.cco.id, Kamis (24/4).
Menurut Togar, peningkatan minat terhadap produk tradisional tidak lepas dari kecenderungan nasabah yang kini lebih mengutamakan kepastian perlindungan dibandingkan dengan potensi hasil investasi yang ditawarkan oleh produk unit link.
“Nasabah kini lebih memilih proteksi murni yang sederhana dan terjangkau, karena volatilitas pasar seringkali membuat produk unit link kurang menarik dalam jangka pendek,” ujarnya.
Selain perubahan perilaku nasabah, lonjakan premi bancassurance juga didorong oleh langkah strategis para pelaku industri yang memperkuat kerja sama distribusi dengan sektor perbankan.
“Banyak perusahaan asuransi jiwa yang memperbarui atau memulai kemitraan baru dengan perbankan sepanjang 2024. Ini turut mendorong peningkatan premi dari kanal bancassurance,” tambah Togar.
Kemitraan ini memungkinkan perusahaan asuransi menjangkau segmen nasabah yang lebih luas dan memasarkan produk-produk proteksi secara lebih efisien melalui jaringan bank.
Baca Juga: AAJI Beberkan Tantangan yang Dihadapi Asuransi Jiwa Terkait Kanal Bancassurance
AAJI mendorong perusahaan asuransi untuk terus berinovasi guna mempertahankan pertumbuhan, tidak hanya dalam aspek produk tetapi juga dalam pelayanan dan proses bisnis.
“Inovasi tidak hanya tentang desain produk, tapi juga menyangkut efisiensi layanan—seperti pemanfaatan teknologi digital dalam proses underwriting dan klaim,” kata Togar.
Ia menegaskan, meningkatkan literasi asuransi melalui edukasi berkelanjutan menjadi langkah penting, terutama untuk memperkuat kanal distribusi bancassurance yang kini semakin strategis dalam mendongkrak kinerja industri asuransi jiwa nasional.
Selanjutnya: Garudafood (GOOD) Tebar Dividen Rp 350,33 Miliar, Ini Jadwal Pembagiannya
Menarik Dibaca: BD & RDK Dharmais Sediakan Skrining Kanker Serviks Metode Pengambilan Sampel Mandiri
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News