Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) bakal memangkas target pertumbuhan kredit tahun ini akibat pandemi Covid-19. Sejumlah strategi lainnya juga telah disiapkan untuk menghadapi tantangan pandemi.
Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja juga bilang perseroan mau tidak mau memang mesti merevisi target pertumbuhan kreditnya lantaran permintaan kredit yang bakal melambat
Baca Juga: Gara-gara corona, multifinance bakal review rencana penerbitan surat utang
“Pertumbuhan kredit akan kita revise down di kisaran 0%-5%, sementara pertumbuhan DPK (dana pihak ketiga) kami masih optimis bisa meraih pertumbuhan 8%-10%,” katanya dalam paparan daring, Jumat (8/5).
Perlambatan kredit disebut Parwati terutama akan berasal dari sektor industri yang terdampak langsung atas pandemi Covid-19, seperti perhotelan, transportasi, pariwisata. Makanya, hingga akhir tahun, alih-alih berekspansi, perseroan bakal terus menjaga kualitas kreditnya.
Hingga kuartal I-2020 rasio non performing loan (NPL) gross perseroan juga dapat dikendalikan di level 1,8%. Sementara pertumbuhan kredit cenderung moderat dengan pertumbuhan 5,4% (yoy) senilai Rp 123,87 triliun.
Baca Juga: Bank Yudha Bhakti (BBYB) bersiap naik kelas menjadi bank BUKU II
“Selain itu, kami juga akan mendorong pendapatan non bunga yang tidak berkaitan degan kredit seperti fee based income yang targetnya bisa tumbuh hingga 10%, termasuk dari bisnis treasury, dan yang lainnya,” sambung Parwati.
Adapun strategi terakhir yang disiapkan perseroan adalah mendorong pertumbuhan dana murah alias current account and saving account (CASA), terutama via platform digital.
Tak cuma nasabah ritel, perseroan kini juga tengah menyiapkan platform digital bagi nasabah korporasinya.
Baca Juga: AFTECH: Industri fintech akan makin berkembang pesat pada 2025
“COVID-19 tidak hanya mengubah cara kerja, melainkan mengubah cara berinteraksi baik secara internal maupun dengan nasabah. Kami juga terus mengakselerasi sistem layanan tanpa tatap muka dan kertas (paperless) hingga mencapai 96%. Nasabah individu kini bisa melakukan lebih dari 90% transaksi via platform digital saat ini upaya serupa juga disiapkan untuk nasabah korporasi,” paparnya.
Meski diterpa Covid-19, sepanjang kuartal I-2020 sendiri perseroan masih mencatat kinerja yang mumpuni. Laba sebelum pajak tumbuh 12,1% (yoy) menjadi Rp 1,11 triliun, aset tumbuh 7,8% (yoy) menjadi Rp 191,45 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News