kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AFTECH: Industri fintech akan makin berkembang pesat pada 2025


Jumat, 08 Mei 2020 / 17:34 WIB
AFTECH: Industri fintech akan makin berkembang pesat pada 2025
ILUSTRASI. ilustrasi fintech. /2017/01/04


Reporter: Annisa Fadila | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) memprediksi pada tahun 2025 industri fintech dapat berkembang pesat. Hal itu dikarenakan adanya peningkatan inklusi keuangan di masyarakat yang seiring waktu dibuktikan dengan meningkatnya pengalaman konsumen terhadap digital payment fintech.

Ketua Harian Aftech Mercy Simorangkir mengatakan, saat ini solusi fintech ragamnya semakin meningkat, sehingga fintech mampu menciptakan solusi yang lebih murah dan efisien dengan menarik minat masyarakat.

Baca Juga: Kembangkan SDM, Asosiasi Fintech Indonesia gandeng Indonesia Banking School

“Diharapkan pada tahun 2025 fintech di Indonesia akan berada di kuartal teratas dalam indeks fintech global. Kemudian fintech dapat menghasilkan kurang lebih US $10 miliar melalui pendanaan dan diharapkan inklusi keuangan bisa mencapai 90% populasi dewasa,” ujarnya dalam virtual conference Jum’at, (8/5).

Ia menambahkan, jika mengacu pada Statistik Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) volume transaksi e-money pada Februari 2020 sebanyak 401.008.518 pengguna.

Sementara itu, adapun jumlah instrumen e-money yang beredar pada Maret sebanyak 330.391.364. Oleh karenanya, saat ini pembayaran menggunakan e-money telah diterima lebih dari 500.000 merchant.

Tak hanya itu, Mercy juga mengatakan jika mengacu data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adapun akumulasi penyaluran pinjaman secara nasional fintech P2P lending pada Maret sebesar Rp 102,53 triliun. Hal itu meningkat 208,3% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Baca Juga: Hingga kini, Amartha sudah salurkan pinjaman senilai 2,39 triliun

“Sedangkan akumulasi rekening borrower secara nasional sebesar 24.157.567 entitas, sehingga naik 246,99% YoY. Sementara akumulasi rekening lender keseluruhan pada Maret mencapai 640.233 entitas, yakni naik 134,91% YoY,” tambahnya.

Mercy bilang, mayoritas pengguna fintech di Indonesia berlokasi di Jabodetabek, Bandung, Surabaya dan Bali. Asal tahu saja, tingkat pemasukan dari konsumen fintech berkisar Rp 5 juta hingga Rp 15 juta per bulan.

“Berdasarkan survei menurut Aftech Annual Members Survey 2019, rata-rata target konsumen fintech adalah perseorangan, sektor korporasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM),” pungkasnya.

Melihat fenomena tersebut, Mercy optimis industri fintech dapat berkembang dan menjadi solusi dalam transaksi maupun sistem pembayaran. Hal itu disebabkan meningkatnya inklusi keuangan, meningkatnya pengalaman konsumen dan solusi yang ditawarkan cukup murah.

Baca Juga: Asuransi Jiwa Manulife memperbesar digitalisasi di tengah pandemi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×