Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Bank Hana hasil merger antara PT Bank Hana Indonesia dan Bank Korea Exchange (KEB) Indonesia memproyeksikan pertumbuhan kredit 27% tahun ini. Direktur Operasional KEB Hana Bayu Wisnu Wardhana mengungkapkan, pihaknya menargetkan pertumbuhan kredit sebesar Rp 3 triliun, dari angka penyaluran pembiayaan kredit sebesar Rp 9,8 triliun.
Dengan merger ini, perseroan akan menggarap kredit korporasi dengan porsi sebanyak 60% dari portofolio. Sementara sisanya 40% adalah porsi kredit untuk sektor SME.
Sebelum merger, Bank Hana fokus menyalurkan pembiayaan pada sektor SME. Sementara itu, KEB Indonesia, 100% menggarap kredit korporasi.
"Bank Hana selama ini menggarap SME lokal dan 40% korporasi Korea. Sementara itu KEB 100% fokus pada pebisnis Korea yang ada di Indonesia. Merger ini menjadi sangat ideal, karena kami menggarap dua pangsa sekaligus," ujar Bayu dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (10/3).
Pasca merger, menurut Bayu, perseroan akan fokus pada bisnis di sektor korporasi dan SME, international banking serta beberapa pilihan produk dan jasa lain untuk pasar ritel yang tersegmentasi. Bank asal Korea Selatan ini menyasar nasabah lokal sebagai pasar pertumbuhan SME.
Sementara, untuk penyaluran pembiayaan kredit, bank asal negeri ginseng ini menyasar perusahaan atau korporasi Korea yang ada Indonesia.
Hingga akhir Desember lalu, Bank Hana mencatat pertumbuhan kredit Rp 6,3 triliun secara unaudited. Sedangkan pertumbuhan kredit Bank KEB Indonesia sebesar Rp 3,5 triliun secara unaudited.
Merger ini menurutnya akan memperkuat posisi bank KEB Hana menjadi bank Korea terbesar dari sisi aset maupun jaringan di Indonesia. Total aset kedua bank itu mencapai Rp 13,2 triliun akhir Desember lalu.
Asal tahu saja, mayoritas saham Bank KEB Indonesia milik Korea Exchange Bank Seoul. Namun, 100% saham kedua bank asal Korea tersebut milik Grup Hana Finansial. Karena itulah, induk usaha wajib mengondolidasikan dua anak usahanya.
Nah, pasca merger, komposisi pemegang saham akan berubah. Hana Bank Korea akan menguasai 37,27% dan Korea Exchange Bank Seoul 49,87%, Sisanya dipegang oleh Internasional Finance Corporation (IFC) 9,88%, Bambang Setijo 2,48% dan Clemont Finance Indonesia 0,5%.
Catatan saja, selain untuk kebutuhan pengembangan dan memperkuat posisi bank, merger Bank KEB dan Bank Hana ini dilakukan untuk memenuhi regulasi yang berlaku di Indonesia mengenai Single Presence Policy, dimana seluruh bank di bawah satu kepemilikan wajib melakukan penggabungan usaha.
Sebab, baik Bank KEB Indonesia maupun Bank Hana, keduanya merupakan bank yang dimiliki oleh grup finansial di Korea Selatan yaitu Hana Financial Group (HFG). Penggabungan keduanya di Indonesia juga menjadi bagian dari strategi global HFG yang ingin menjadi Top 50 lembaga keuangan global terbaik dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News