Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Manajer investasi agresif mengejar pertumbuhan dana kelolaan. Salah satunya, PT Henan Putihrai Asset Management (HPAM) yang menargetkan bisa menggenggam dana kelolaan Rp 5 triliun tahun ini.
Nilai tersebut naik sekitar 61,29% dibandingkan realisasi tahun lalu yang sebesar Rp 3,1 triliun. Vice President HPAM Reza Fahmi Riawan mengatakan target tersebut akan dicapai dengan memperluas distribution channel retail. "Baik melalui online, cabang ataupun memperluas APERD (agen penjual efek reksadana)," ujar Reza, Jakarta.
Reza mengaku pihaknya fokus menggarap investor ritel. Sejumlah reksadana kelolaannya menerapkan minimal investasi yang kecil. "Seperti HPAM Ultima Ekuitas 1 yang menetapkan minimal penempatan awal sebesar Rp 1 juta. Kami go retail," ujar Reza.
Reksadana tersebut berbasis saham dengan kebijakan investasi leluasa memutar efek bersifat ekuitas 80%-100%, efek brsifat utang maksimal 20% dan instrumen pasar uang maksimal 20%.
Tahun ini perusahaan fokus mengoleksi saham-saham sektor infrastruktur. Sektor tersebut diprediksi akan tumbuh seiring digalakkannnya mega proyek infrastruktur. "Begitu pula dengan tax amnesty yang ujung-ujungnya adalah untuk biaya pembangunan," ujar Reza.
Infovesta Utama mencatat produk ini membagikan return 22,64% dalam satu tahun terakhir per 10 Agustus 2016. "Kami ingin produk ini menjadi reksadana saham terbaik tahun depan begitu juga dengan produk kami lainnya seperti HPAM Ultima Money Market yang bagus sepanjang tahun ini," ujar Reza.
Menilik Otoritas Jasa Keuangan (OJK)< HPAM memiliki izin usaha sejak 14 Desember 2006. Mayoritas saham dimiliki oleh Ferry Sudjono sekitar 82% dan PT Henan Putihrai Sekuritas sekitar 18%.
Sementara itu, total dana kelolaan industri reksadana year to date (YTD) Juli 2016 naik 18,10% menjadi Rp 205,69 triliun dari RP 258,85 triliun pada akhir 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News