kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Kejar Target Nol Emisi, Perbankan Berupaya Tak Tambah Kredit di Sektor Batubara


Selasa, 05 Maret 2024 / 20:18 WIB
Kejar Target Nol Emisi, Perbankan Berupaya Tak Tambah Kredit di Sektor Batubara
ILUSTRASI. Foto udara kapal tongkang bermuatan batu bara menyusuri Sungai Batanghari di Sijenjang, Jambi, Selasa (23/1/2024). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama industri perbankan kian mengupayakan segala jenis kredit yang menuju nol emisi.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama industri perbankan kian mengupayakan segala jenis kredit yang menuju nol emisi. Artinya, kredit ke sektor yang tidak ramah lingkungan seperti batubara menjadi salah satu upaya yang ditekan.

Jika menilik data OJK, kredit perbankan ke sektor pertambangan tercatat senilai Rp 290,46 triliun per Desember 2023 atau naik 22,35% secara tahunan. Namun, OJK tak spesifik merinci berapa besaran kredit yang khusus disalurkan ke sektor batubara.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Dian Ediana Rae pun mengungkapkan bahwa saat ini berbagai bank memang tengah berupaya untuk mengurangi pembiayaan secara bertahap di sektor emisi tinggi seperti batu bara.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham dan Sektor Pilihan Saat Ketidakpastian Ekonomi Global Terjadi

“Ini merupakan salah upaya pengurangan emisi karbon,” ujar Dian (4/3).

Dian bilang hal tersebut sejalan dengan kredit bersifat hijau yang juga semakin ditingkatkan oleh perbankan. Namun, pihaknya belum berencana untuk menargetkan untuk jumlah kredit hijau yang perlu disalurkan perbankan.

Bukan tanpa alasan, Dian berharap penyaluran kredit perbankan yang menuju nol emisi bisa dilakukan secara natural. Artinya, tak ada istilah greenwashing yang terjadi di industri perbankan.

Direktur Manajemen Risiko PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) David Pirzada mengungkapkan bahwa untuk kredit ke sektor batu bara saat ini tentu melihat peta jalan dari PLN. Di mana, saat ini kredit ke sektor batu bara memang banyak diberikan kepada PLTU milik mereka.

Dalam hal ini, ia bilang BNI tak bisa serta-merta menghentikan pembiayaan kepada sektor batubara. Hanya saja, pihaknya juga tengah mengurangi eksposur portofolio kredit di sektor tersebut.

Baca Juga: Jumlah Kredit Korporasi Bermasalah Sejumlah Bank Menyusut

Memang, David tak secara spesifik menyebutkan berapa saat ini portofolio kredit milik BNI yang disalurkan ke sektor batu bara. Jika menilik laporan berkelanjutan BNI di 2023, Kredit ke sektor berdampak tinggi kepada lingkungan, yaitu sektor batubara, PLTU, Perkebunan Kelapa Sawit, dan Pulp & Paper mencakup 10,4% dari total portofolio BNI. 

Sebagai perbandingan, laporan berkelanjutan BNI di 2022 menyebutkan kredi untuk debitur kategori menengah dan korporasi, yaitu sektor perkebunan kelapa sawit, industri turunan sawit, pertambangan dan perdagangan batu bara, industri pengolahan, industri perdagangan, pulp and paper, konstruksi, dan PLTU meliputi 47% dari seluruh portofolio kredit BNI di kedua segmen tersebut.

“Eksposur terhadap portfolio BNI terhadap batu bara pun juga mungkin akan kita maintain sehingga tidak tumbuh dibandingkan dengan portfolio yang ada sekarang,” ujar David.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiatmadja mengungkapkan bahwa saat ini untuk kredit ke sektor batu baru sifatnya bukan dikurangi. Namun, BCA hanya akan menahan kredit ke sektor tersebut.

Baca Juga: Penyaluran Kredit ke Sektor Batubara Diproyeksi Tetap Membara

“Mungkin ya, nanti kta lihat kebutuhannya,” ujarnya.

Sejalan dengan itu, ia juga mengungkapkan bahwa pihaknya juga terus berupaya meningkatkan penyaluran kredit yang sifatnya hijau. Di mana, saat ini sudah mencapai sekitar 25% dari total portofolionya.

Tak seperti BNI, BCA tak mencantumkan secara rinci berapa persentase kredit ke sektor batu bara dalam laporan berkelanjutannya. Hanya saja, jika menilik laporan keuangan, kredit ke sektor tambang tercatat mengalami kenaikan di 2023.

Di 2023, kredit ke sektor pertambangan baik itu dalam bentuk rupiah maupun valas senilai Rp 15,27 triliun. Angka tersebut lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 3,90 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×