Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan dividen yang akan dibagikan himpunan bank milik negara (Himbara) tahun depan dari buku 2022 tidak akan rendah dari dividen tahun sebelumnya.
Muhammad Khoerur Roziqin, Deputi Jasa Keuangan Kementerian BUMN, mengatakan, belum ada keputusan spesifik yang dibuat untuk pembagian dividen Himbara dari laba tahun 2022. Tapi dia hanya memastikan tidak akan lebih rendah dari tahun sebelumnya.
"Kami belum bisa mengungkapkan secara spesifik. Tahun ini dividen Bank Himbara sudah cukup tinggi, sehingga tahun depan baru bisa digarisbawahi dividen tidak akan lebih rendah dari tahun 2022," kata Roziqin dalam Media Briefing Kinerja Bank Himbara Kuartal Ketiga 2022, Kamis (15/12).
Penyataan tersebut mengindikasikan pembagian dividen Bank Himbara tahun depan kemungkinan bakal cenderung stabil. Sementara kinerja perolehan laba bersih Bank Himbara tahun ini tumbuh cukup tinggi dibandingkan tahun lalu.
Baca Juga: BI Terbitkan Whitepaper Rupiah Digital, IPB University Bahas Roadmap Blockchain
Tahun ini, empat bank BUMN menyumbang dividen kepada negara sebesar Rp 24,57 triliun dari laba bersih tahun 2021. Sementara dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 130/2022 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2023, pendapatan negara dari kontribusi laba bank BUMN hanya ditargetkan Rp 24,8 triliun.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menjadi penyumbang dividen terbesar bagi negara. Bank ini membagikan total dividen Rp 26,4 triliun tahun ini atau 85% dari total laba bersihnya tahun 2021. Dividen yang disetor ke negara mencapai Rp 14,05 triliun.
Sementara Bank Mandiri membagikan dividen Rp 16,82 triliun atau 60% dari laba bersihnya dimana Rp 8,75 triliun disetor kepada negara sebagai pemilik saham pengendali.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) membagi dividen senilai Rp2,72 atau 25% dari net profitnya dimana negara kebagian Rp 1,63 triliun. Sedangkan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) hanya membagikan dividen Rp 237,62 miliar atau 10% dari laba bersihnya dimana negara mendapatkan Rp 143 miliar.
Baca Juga: Perluas Jangkauan Jaringan, BNI Sudah Jalin Kerja Sama dengan 14 BPD
Per September 2022, BRI telah membukukan laba bersih senilai Rp 39,3 triliun atau tumbuh 103,3 % secara year on year (YoY). Bank Mandiri juga mencetak performa gemilang dimana laba bersih melesat 59,4% YoY menjadi Rp 30,7 triliun. BNI mencetak net profit Rp 13,7 triliun atau melonjak 76,8% YoY, sedangkan BTN meraup laba bersih Rp 2,28 triliun atau tumbuh 50,1% YoY.
Sementara dalam kesempatan yang sama, Supari Direktur Bisnis Mikro BRI mengatakan, berapa pun laba yang diraup BRI tahun ini sebetulnya layak untuk dibagikan sebagai dividen karena BRI tidak memiliki kendala dari sisi permodalan, likuiditas, maupun sumber pertumbuhan baru.
Hanya saja, keputusan terkait dividen tahun depan akan ditetapkan oleh pemegang saham. "Permodalan kami sangat kuat, kami juga punya sumber pertumbuhan baru yang jelas dari holding ultra mikro, likuiditas cukup bagus, serta system yang dibangun di BRI juga bagus. Kami tidak punya isu, sehingga berapa pun laba layak dibagikan sebagai dividen," jelasnya.
Sebelumnya, BRI menjanjikan kepada DPR akan membukukan laba bersih tembus Rp 40 triliun tetapi di bawah Rp 45 triliun. Namun, dalam laporan bulanan Oktober 2022, laba bersih bank ini secara bank only sudah tembus Rp 40 triliun.
Baca Juga: Bank Harus Berkeringat Turunkan Kredit Macet
Supari tidak bersedia menyebutkan berapa proyeksi laba bersih yang bakal dibukukan BRI tahun ini. Namun, menurutnya untuk memperkirakan laba BRI tahun ini bisa dengan menghitung capaian dalam sembilan bulan pertama tahun ini.
Jika dalam tiga kuartal sudah mencapai Rp 39 triliun, maka rata-rata laba satu kuartal mencapai Rp 13 triliun. Itu artinya, perolehan laba BRI tahun ini kemungkinan bisa menembus Rp 50 triliun.
Sementara Haru Koesmahargyo Direktur Utama BTN mengatakan, BTN menargetkan laba bersih Rp 3 triliun tahun 2022. Dalam sebelas bulan pertama tahun ini, perseroan sudah mengantongi laba bersih Rp 2,79 triliun. Artinya target tersebut tinggal selangkah lagi untuk ditembus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News