kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.930.000   20.000   1,05%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Kempit 51% saham Bank Ina, Salim tunggu izin OJK


Senin, 29 Mei 2017 / 14:32 WIB
Kempit 51% saham Bank Ina, Salim tunggu izin OJK


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. PT Bank Ina Perdana Tbk memastikan bahwa saat ini Salim Group merupakan pemegang saham terbesar yaitu sebesar 51%. Masuknya Salim Group ke bank berkode BINA ini melalui rights issue yang dilakukan pada awal Maret 2017 lalu.

Salim Group masuk ke Bank Ina melalui tiga perusahaan yaitu PT Indolife Pensiontama, PT Samudra Biru (SB) dan PT Gaya Hidup Masa Kini (GHMK). Indolife tercatat mengempit 22,47% saham Bank Ina.

Sedangkan Samudra Biru dan Gaya Hidup Masa Kini masing-masing mengempit 16,51% dan 12,48% saham di Bank Ina Perdana.

Edy Kuntardjo, Direktur Utama Bank Ina memastikan bahwa masuknya Salim Group sebagai pemegang saham terbesar di Bank Ina bukan semata bertujuan sebagai investasi.

“Tapi lebih kepada pengembangan bisnis dan sinergi kedepan,” ujar Edy dalam paparan publik, Senin (29/5).

Walaupun menjadi pemegang saham terbesar, Salim Group menurut Edy belum menjadi pemegang saham pengendali. Hal ini karena saat ini pemegang saham pengendali masih dipegang oleh Philadel Terra Lestari.

Saat ini menurut Edy, Salim Group masih menunggu izin OJK terkait dengan pemegang saham pengendali ini.

Nantinya dengan masuknya Salim Group sebagai pemegang saham mayoritas ini, akan lebih memudahkan sinergi usaha. Sinergi ini salah satunya adalah dengan partnership korporasi dengan Indogrosir dan Indomaret.

Sinergi dengan Salim Group ini nantinya bisa dalam bentuk pembiayaan terutama UKM, dan ritel serta pendanaan. Selain itu, nantinya tidak menutup kemungkinan ada tambahan modal selanjutnya dari Salim melalui rights issue.

Terkait hal ini, Edy belum mendetailkan lebih lanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×