Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Kondisi Obligasi korporasi AS sedang mengungguli saham dan pasar lainnya pekan lalu. Sayangnya, rasa pesimis muncul bahwa kondisi ini tak akan bertahan lama.
Ahli strategi JPMorgan Chase & Co yang dipimpin oleh Eric Beinstein melihat perlu adanya kewaspadaan terkait instrumen surat utang disebabkan Federal Reserve kemungkinan akan menaikkan suku bunga minggu ini, dan mungkin tidak akan mengisyaratkan kemungkinan memperlambat pengetatannya.
Mengutip data indeks Bloomberg (20/9), premi risiko untuk surat berharga perusahaan AS kelas tinggi melebar hanya 0,01 poin persentase minggu lalu, bahkan ketika saham turun lebih dari 4,7%.
Baca Juga: Reksadana Pendapatan Tetap Dibayangi Kenaikan Bunga
Pendapat yang sama datang dari ahli strategi di Barclays Plc yang menilai kenaikan suku bunga agresif yang dilakukan The Fed belum akan berhenti. Sebab, Indeks harga konsumen yang lebih tinggi dari perkiraan minggu lalu.
“Ketika suku bunga riil naik pada saat yang sama pertumbuhan ekonomi turun di bawah tren, spread kredit cenderung melebar,” tulis ahli strategi Barclays Brad Rogoff dalam sebuah laporan Jumat.
Ia menambahkan bahwa secara keseluruhan, pihaknya percaya bahwa kondisi pembiayaan yang lebih ketat di samping pertumbuhan ekonomi yang biasa-biasa saja dan melemahnya fundamental kredit akan mengarah pada spread yang lebih luas secara material.
Baca Juga: Prospek Reksadana Pendapatan Tetap di Tengah Tren Kenaikan Suku Bunga
Saat ini, Emiten tampaknya juga berhati-hati tentang kondisi pasar. Empat calon peminjam kelas tinggi melihat penjualan obligasi pagi ini, tetapi akhirnya memilih untuk mundur di tengah awal perdagangan yang bergejolak yang kemudian stabil.
Pasokan sekarang berjalan jauh di bawah perkiraan untuk bulan September, dengan hasil yang meningkat pesat menggagalkan rencana beberapa emiten.