kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kencangnya Laju Kredit Menggerus Rasio Permodalan Bank-Bank Kecil


Rabu, 13 Desember 2023 / 19:38 WIB
Kencangnya Laju Kredit Menggerus Rasio Permodalan Bank-Bank Kecil
ILUSTRASI. Nasabah bertransaksi di kantor kas J Trust Bank cabang Cakung AEON Mall Jakarta Garden City, Selasa (3/10). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/03/10/2017


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran kredit yang kencang memang menunjukkan bahwa bank telah menjalankan salah satu fungsi intermediasinya. Kondisi itu turut menurunkan rasio permodalan bank-bank kecil yang baru saja memenuhi modal di akhir tahun 2022 lalu.

Memang, jika dilihat dari rasio permodalan bank-bank kecil tersebut, rasio capital adequacy ratio (CAR) memiliki tren penurunan. Namun, itu belum mendorong bank-bank tersebut untuk menambah permodalan.

Sebut saja, PT Bank Jtrust Indonesia Tbk (BCIC) yang memiliki rasio CAR berada di level 12,69%. Angka tersebut turun dari periode sama tahun lalu yang berada di level 14,24%.

Direktur Bisnis BCIC Widjaja Hendra bilang saat ini kondisi CAR yang turun ini lebih banyak disebabkan oleh pertumbuhan kredit yang cukup melesat. Di mana, pertumbuhan kredit per September 2023 mencapai Rp 4,1 triliun atau sekitar 34%.

Baca Juga: Menanti Merger Bank Nobu dan MNC Bank yang Tak Kunjung Kelar

“CAR akan kita jaga tetap di atas 13%,” ujarnya.

Widjaja bilang untuk penambahan modal pastinya sudah dipikirkan oleh pemegang saham untuk membuat BCIC semakin berkembang. Hanya saja, ia tak merinci apakah akan ada lagi penambahan dalam waktu dekat.

Ke depan, ia menyebutkan pihaknya akan tetap memastikan pertumbuhan secara organik di sisi pinjaman maupun pendanaan. Itu termasuk menurunkan biaya dana dengan melakukan cross selling produk-produk dana murah.

Ada juga PT Bank of India Indonesia Tbk (BSWD) yang juga mengalami penurunan rasio CAR setelah penambahan modal di akhir tahun lalu. Di mana, CAR saat ini ada di level 93,95% turun dari akhir tahun lalu di level 127,42%.

Direktur Utama BSWD Raharjo Satrio Unggul bilang bahwa meskipun turun, kondisi CAR tersebut masih dalam batas wajar. Itu juga dipengaruhi oleh pertumbuhan kredit yang mencapai 65,18% secara tahunan per 30 September 2023 menjadi Rp 3,72 triliun.

“Tambahan permodalan rasanya saat ini belum diperlukan,” ujarnya.

Baca Juga: Perkuat Keamanan IT, BRI Tingkatkan Dana Capex IT 2024

Ke depan, bank milik investor asal India ini menargetkan pertumbuhan kredit di 2024 sejalan dengan pertumbuhan industri. Di mana, pertumbuhan tersebut ada di kisaran 13% hingga 15%.

“Di Rencana Bisnis Bank (RBB) yang kami susun juga sejalan dengan industri,” ujar Raharjo.

Raharjo menyebutkan saat ini pihaknya juga sedang melakukan diversifikasi sektor-sektor mana saja yang akan dibiayai. Dalam hal ini, ia bilang sebelumnya banyak menyasar sektor tekstil.

Di 2023 ini, ia bilang BSWD sudah mulai melirik penyaluran kredit di multisektor. Beberapa di antaranya adalah pertambangan, otomotif, elektronik, hingga konstruksi.

“Kami masih mau mendiversifikasi yang lain, dan satu poin kami juga salurkan kredit ke UMKM,” ujarnya.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae bilang saat ini peningkatan kapasitas modal sangat mendukung kapasitas ekspansi bank dalam pemberian kredit, yang akhirnya mendongkrak pendapatan bunga.

Di sisi lain, peningkatan kapasitas modal juga mendukung resiliensi bank dari sisi kemampuan dalam menyerap risiko bisnis.

“Secara umum, kinerja bank-bank yang telah memenuhi modal inti relatif stabil dan lebih resilience terhadap pergerakan risiko bisnis yang dinamis,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×