kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.904   26,00   0,16%
  • IDX 7.205   64,44   0,90%
  • KOMPAS100 1.107   12,16   1,11%
  • LQ45 879   12,29   1,42%
  • ISSI 221   1,13   0,52%
  • IDX30 449   6,77   1,53%
  • IDXHIDIV20 541   6,33   1,18%
  • IDX80 127   1,54   1,22%
  • IDXV30 135   0,55   0,41%
  • IDXQ30 149   1,80   1,22%

Kencangnya Laju Kredit Menggerus Rasio Permodalan Bank-Bank Kecil


Rabu, 13 Desember 2023 / 19:38 WIB
Kencangnya Laju Kredit Menggerus Rasio Permodalan Bank-Bank Kecil
ILUSTRASI. Nasabah bertransaksi di kantor kas J Trust Bank cabang Cakung AEON Mall Jakarta Garden City, Selasa (3/10). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/03/10/2017


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran kredit yang kencang memang menunjukkan bahwa bank telah menjalankan salah satu fungsi intermediasinya. Kondisi itu turut menurunkan rasio permodalan bank-bank kecil yang baru saja memenuhi modal di akhir tahun 2022 lalu.

Memang, jika dilihat dari rasio permodalan bank-bank kecil tersebut, rasio capital adequacy ratio (CAR) memiliki tren penurunan. Namun, itu belum mendorong bank-bank tersebut untuk menambah permodalan.

Sebut saja, PT Bank Jtrust Indonesia Tbk (BCIC) yang memiliki rasio CAR berada di level 12,69%. Angka tersebut turun dari periode sama tahun lalu yang berada di level 14,24%.

Direktur Bisnis BCIC Widjaja Hendra bilang saat ini kondisi CAR yang turun ini lebih banyak disebabkan oleh pertumbuhan kredit yang cukup melesat. Di mana, pertumbuhan kredit per September 2023 mencapai Rp 4,1 triliun atau sekitar 34%.

Baca Juga: Menanti Merger Bank Nobu dan MNC Bank yang Tak Kunjung Kelar

“CAR akan kita jaga tetap di atas 13%,” ujarnya.

Widjaja bilang untuk penambahan modal pastinya sudah dipikirkan oleh pemegang saham untuk membuat BCIC semakin berkembang. Hanya saja, ia tak merinci apakah akan ada lagi penambahan dalam waktu dekat.

Ke depan, ia menyebutkan pihaknya akan tetap memastikan pertumbuhan secara organik di sisi pinjaman maupun pendanaan. Itu termasuk menurunkan biaya dana dengan melakukan cross selling produk-produk dana murah.

Ada juga PT Bank of India Indonesia Tbk (BSWD) yang juga mengalami penurunan rasio CAR setelah penambahan modal di akhir tahun lalu. Di mana, CAR saat ini ada di level 93,95% turun dari akhir tahun lalu di level 127,42%.

Direktur Utama BSWD Raharjo Satrio Unggul bilang bahwa meskipun turun, kondisi CAR tersebut masih dalam batas wajar. Itu juga dipengaruhi oleh pertumbuhan kredit yang mencapai 65,18% secara tahunan per 30 September 2023 menjadi Rp 3,72 triliun.

“Tambahan permodalan rasanya saat ini belum diperlukan,” ujarnya.

Baca Juga: Perkuat Keamanan IT, BRI Tingkatkan Dana Capex IT 2024

Ke depan, bank milik investor asal India ini menargetkan pertumbuhan kredit di 2024 sejalan dengan pertumbuhan industri. Di mana, pertumbuhan tersebut ada di kisaran 13% hingga 15%.

“Di Rencana Bisnis Bank (RBB) yang kami susun juga sejalan dengan industri,” ujar Raharjo.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×