Kerja sama dengan Alipay, Bank Mandiri masih tunggu izin dari OJK

Rabu, 17 Februari 2021 / 19:44 WIB

ILUSTRASI. Bank Mandiri masih menunggu izin dari OJK untuk rencana kerja sama dengan Alipay.

Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mengaku belum menerima surat izin dari Bank Indonesia (BI) dan masih menunggu persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait rencana kerjasama dengan dompet digital milik Alibaba Group, Alipay sebagai acquirer.

"Untuk Kerjasama Alipay sedang proses perizinan OJK. Semoga bisa cepat," ujar Direktur Information Technology Bank Mandiri, Rico Usthavia Frans kepada kontan.co.id, Rabu (17/2).

Rico mengungkapkan, dalam rangka mendukung gerakan transaksi non-tunai melalui pembayaran menggunakan QRIS, Bank Mandiri sudah melangsungkan beberapa inisiatif yang dapat memberikan kemudahan baik bagi merchant maupun konsumen.

"Bank Mandiri telah mengaktifkan dukungan pembayaran menggunakan QRIS di semua EDC kami yang telah digunakan oleh merchant. Selain itu, Bank Mandiri berencana untuk melakukan ekstensifikasi melalui akuisisi merchant secara agresif. Tentu saja pelaksanaannya tetap melalui proses yang prudent," kata Rico.

Selain itu, untuk mempermudah calon merchant dalam mengadopsi pembayaran menggunakan QRIS, Bank Mandiri juga tengah melakukan pengembangan solusi onboarding merchant secara swadaya melalui aplikasi mobile. "Harapannya solusi ini nantinya dapat mendorong para pelaku bisnis kecil dan UMKM untuk lebih cepat dalam mengadopsi pembayaran non tunai menggunakan QRIS," kata Rico.

Sedangkan untuk nasabah tabungan, Bank Mandiri juga telah merilis fitur pembayaran melalui scan QRIS di aplikasi mobile banking andalan BMRI, yaitu Mandiri Online. Nasabah dapat memenuhi kebutuhan pembayaran sehari-hari secara non-tunai dengan sumber dana langsung dari rekening tabungan.

"Kami pun sudah melakukan program edukasi dan promosi untuk mengakselerasi adopsi pembayaran menggunakan QRIS tersebut yang kami sampaikan melalui berbagai media digital maupun konvensional," imbuh Rico.