Reporter: Roy Franedya | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Bank Indonesia optimistis kebijakan loan to deposit ratio (LDR) yang dikaitkan dengan giro wajib minimum (GWM) nantinya akan membuat bank lebih gencar lagi dalam menyalurkan kredit ke berbagai sektor, dan tidak hanya ke kredit konsumer. Pasalnya, bank akan terkena ketentuan manajemen risiko jika mengenjot kreditnya hanya pada satu sektor.
"Kalau bank fokus menyalurkan kredit ke sektor konsumer maka bank akan terkena risiko konsentrasi berlebihan. Jadi manajemen resikonya harus lebih tinggi lagi," kata Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah, akhir pekan lalu.
Halim bilang, bank yang hanya fokus kepada kredit konsumer atau ke satu sektor kredit saja akan membuat resiko kredit menjadi meningkat sehingga akan membuat profil resiko bank akan menjadi tinggi. "Manajemen resiko bank sudah dibuat sedemikian rupa sehingga mereka harus mempertimbangkannya," tambah Halim.
Halim yakin bank akan melakukan self coraction mengenai fokus kredit untuk memenuhi Good Corporate Governance (GCG) sebagai bank yang baik. "Tentunya bank akan melakukan penyaluran kredit dengan hati-hati walaupun katakanlah ada bank yang masih punya ruang untuk menaikkan kredit konsumer," tukasnya.
Informasi saja, Berdasarkan Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) yang dirilis BI pada awal Agustus lalu, Juni 2010, pertumbuhan kredit sudah mencapai 18% secara tahunan (yoy). Kredit Modal Kerja (KMK) cenderung akseleratif. Pertumbuhan KMK pada Mei 2010 meningkat menjadi 12,7% (yoy) dari bulan sebelumnya yang hanya sebesar 10,3% (yoy).
Pertumbuhan kredit investasi pada Juni 2010 juga meningkat menjadi 25,2% (yoy) dari bulan sebelumnya masing-masing 16,5% (yoy). Sementara itu, pertumbuhan kredit konsumer mulai melambat menjadi 25,0% (yoy) dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 29,9% (yoy).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News