Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (KOMPAS100, BMRI) menyatakan telah memiliki rencana pemulihan (recovery plan) jika memang dihadapkan pada kondisi krisis keuangan seperti yang terjadi pada 1998-1999 lalu.
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Sulaiman Arif Arianto mengatakan, sebagai langkah awal recovery plan, perseroan telah melakukan stress test. Hasilnya, Bank Mandiri baru akan bermasalah jika nilai tukar rupiah terhadap dollar AS mencapai Rp 37.000.
Baca Juga: Himbara investasi ke Muamalat? Ini kata Bank Mandiri
"Jadi satu, untuk bayangannya kalau Mandiri akan bermasalah kalau kurs sampai jadi Rp 37.000. Itu simulasi," ujar Sulaiman dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Selasa (26/11/2019).
Namun demikian, Sulaiman mengatakan hal tersebut merupakan skenario terburuk yang tidak diharapkan terjadi.
Adapun, Sulaiman tidak membeberkan lebih lanjut mengenai langkah bank untuk mengantisipasi krisis. "InsyaAllah mohon doa restu bapak ibu sekalian itu mudah-mudahan tidak terjadi, tapi itulah yang ingin disampaikan kita punya recovery," ujar dia.
Baca Juga: Bank BCA pasang target kredit konservatif tahun 2020, ini pertimbangannya
Dua tahun belakangan ekonomi dunia tengah dihadapkan pada kondisi perlambatan pertumbuhan ekonomi. Bahkan beberapa negara telah dihadapkan pada resesi. Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF) menyebutkan, pertumbuhan ekonomi global ada berada dikisaran 3% di tahun 2019, paling lambat sejak krisis keuangan global di tahun 2008-2009.
Sepanjang tahun ini IMF telah berkali-kali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi. Pada awal tahun diperkirakan ekonomi global mampu tumbuh 3,5%, kemudian dipangkas pada April 2019 sebesar 3,3% dan pada Juli menjadi 3,2%.
Baca Juga: Diminta DPR suntik modal Mandiri Syariah, begini jawaban Bank Mandiri
IMF menilai pertumbuhan ekonomi akan terus melemah dengan meningkatnya tensi perang dagang dan ketegangan geopolitik di berbagai negara. Bahkan, ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Cina diperkirakan akan secara kumulatif mengurangi tingkat Produk Domestik Bruto (PDB) global sebesar 0,8% pada tahun 2020.
Baca Juga: Begini bocoran target kinerja Bank Mandiri tahun 2020
Dalam October World Economic Outlook, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global di 2020 menjadi 3,4%, turun 0,2% dari prediksi pada April lalu. Pertumbuhan ini dinilai cukup moderat.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kinerja Mandiri Baru Akan "Keok" jika Rupiah Tembus Rp 37.000 Per Dollar AS"
Penulis : Mutia Fauzia
Editor : Bambang Priyo Jatmiko
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News