kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Kinerja bank syariah ditopang Qanun LKS


Senin, 18 Januari 2021 / 18:54 WIB
Kinerja bank syariah ditopang Qanun LKS
ILUSTRASI. Petugas teller melayani nasabah di kantor Cabang BCA Syariah Jakarta, (27/7). ./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/27/07/2020


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski pertumbuhan kredit perbankan tahun lalu terkontraksi sampai 2,41%, kelompok bank syariah tetap mencatat kinerja yang mumpuni dengan pertumbuhan pembiayaan mencapai 9,50%. Selain secara organik, ketentuan Qanun Lembaga Keuangan Syariah di Aceh juga jadi penopang pertumbuhan aset bank syariah.

Beleid tersebut mewajibkan seluruh layanan keuangan di Aceh mesti beroperasi dengan prinsip syariah paling lambat tahun depan. Makanya sejak tahun lalu sejumlah bank mulai melakukan konversi aset kepada entitas anak bank syariahnya. 

Hal ini yang disebut Presiden Direktur PT Bank BCA Syariah John Kosasih turut membantu pertumbuhan aset perseroan yang tumbuh sampai 13% tahun lalu.  “Selain secara organik pertumbuhan juga ditopang oleh konversi Qanun LKS Aceh. Aset kami tumbuh d kisaran 13%, kemudian dana pihak ketiga (DPK) sekitar 10%,” ujar John kepada KONTAN, Senin (18/1).

Baca Juga: Di tengah pandemi, hasil investasi BPJamsostek capai Rp 32,3 triliun di tahun 2020

Ia melanjutkan meskipun pembiayaan perseroan tercatat stagnan, namun kualitas pembiayaan dapat dijaga dengan sangat baik dengan NPF gross hanya 0,5%, dan NPF nett 0,01%. 

John juga menambahkan saat ini pihaknya bersama induk yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mulai  memberikan opsi pembiayaan syairah kepada nasabah untuk mulai melakukan konversi. Adapun konversi baru akan dilakukan sepenuhnya mulai semester II tahun ini, dan ditargetkan bisa mendapat Rp 1 triliun pelimpahan aset dari BCA. 

“Untuk DPK sudah ada sebagian yang kami terima dari induk, namun jumlahnya belum banyak. Ada tapi belum banyak,” sambung John. 

Adapula PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang cukup cepat melakukan konversi aset kepada entitas anaknya yaitu PT Bank BNI Syariah. Sampai pertengahan Desember lalu, BNI tercatat telah mengonversi DPK senilai Rp 2,4 triliun dari 180.000 nasabah dan pembiayaan senilai RP 580 miliar dari 2.300 nasabah. 

Baca Juga: Ini alasan Kementerian BUMN bentuk holding pembiayaan mikro

Sampai tenggat implementasi Qanun LKS, BNI Syariah juga menargetkan untuk dapat menerima konversi Rp 3 triliun DPK, dan Rp 1,6 triliun pembiayaan dari induknya. 



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×