kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kinerja beberapa bank tak secemerlang rata-rata industri


Kamis, 27 September 2018 / 16:16 WIB
Kinerja beberapa bank tak secemerlang rata-rata industri
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah Bank Jatim


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Rapat Dewan Komisoner (RDK) menyatakan, kinerja perbankan tepantau masih stabil.

Hal ini terlihat dari pertumbuhan realisasi kredit perbankan per Agustus 2018 yang mencapai 12,12% secara year on year (yoy). Posisi tersebut mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 11,34% yoy.

Sementara dari sisi penghimpunan dana, rata-rata industri perbankan mencatatakan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) lebih rendah dibandingkan kredit alias hanya tumbuh 6,88% yoy.

Sementara dari sisi dana rasio kredit bermasalah, OJK mencatat non performing loan (NPL) bank berada di level 2,74% per Agustus 2018. Jumlah tersebut memang naik tipis dari posisi di bulan Juli 2018 yang ada di level 2,73%.

Namun, bila dibandingkan dengan posisi pada periode bulan Agustus 2017 yang tembus 3,04% rasio NPL bank saat ini terbilang rendah. Namun, sejumlah bank yang dihubungi Kontan.co.id justru mencatatkan pertumbuhan kinerja sekencang rata-rata industri.

Sebut saja, PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Timur Tbk (Bank Jatim). Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Satyagraha menyebut per Agustus 2018 kredit perseroan ini naik 6,6% secara yoy menjadi sekitar Rp 32 triliun. Persentase kenaikan ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata industri.

Berbeda dibanding industri, DPK Bank Jatim disebut Ferdian malah tumbuh deras menjadi 13,09% secara tahunan. Bank milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur ini mengatakan walau kondisi ekonomi terbilang belum stabil, permintaan kredit masih tetap tumbuh.

Sebabnya, BPD seperti Bank Jatim memang lebih mengandalkan kredit konsumsi sebagai mesin penggerak kredit. Segmen ini disebut lebih stabil ketika terjadi gesekan di ekonomi dibandingkan segmen lain seperti korporasi.

"Kami mayoritas masih di ritel konsumer, portofolionya 79,7% dari total kredit. Pada sisa tiga bulan ini kami akan dorong kredit konsumer naik Rp 1,1 triliun," tuturnya kepada Kontan.co.id, Kamis (27/9).

Sementara dari sisi resiko kredit, bank bersandi emiten bursa BJTM ini mencatatkan perbaikan kualitas dari 4,86% di bulan Agustus 2017 menjadi 4,31% per Agustus tahun ini. Sampai penghujung tahun 2018, Bank Jatim optimis bakal mendorong kredit tumbuh hingga ke level 8,62% yoy.

Tak hanya Bank Banten, PT BPD Sumatera Utara (Bank Sumut) juga mencatatkan kenaikan kredit di bawah industri. Per Agustus 2018 tercatat kredit Bank Sumut baru tumbuh 5,74% secara tahunan menjadi Rp 18,71 triliun.

Sementara DPK Bank Sumut justru susut sebesar 16,75% secara tahunan yoy dari Rp 26,58 triliun menjadi Rp 22,12 triliun per Agustus 2018 lalu.

Sekretaris Perusahaan Bank Sumut Syahdan Siregar pun mengakui, tak hanya secara tahunan. Per Agustus 2018 lalu, kinerja baik kredit, DPK dan NPL Bank Sumut mengalami penurunan kualitas dibandingkan posisi Juni 2018.

Walau begitu, pihaknnya meyakini sampai akhir tahun pertumbuhan kinerja Bank Sumut masih bisa didongkrak. Utamanya, perlambatan kinerja antara lain adanya faktor ekonomi yang tidak mendukung, nilai tukar Dolar Amerika Serikat (USD), serta penurunan nilai komoditas dan inflasi.

Adapun, NPL Bank Sumut per Agustus 2018 berada di posisi 4,82%. Jumlah ini terbilang lebih tinggi dari posisi pada bulan Juni 2018 yakni 4,26%. "Kami yakin NPL masih dapat dipertahankan di bawah 5% sampai akhir tahun," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×