Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan total aset bank syariah mengalami perlambatan dari 23,39% di kuartal 2 2017 menjadi 14,58% di kuartal 2 2018.
Sekar Putih Djarot, Juru Bicara OJK bilang pertumbuhan aset yang melambat ini dampak dari kebijakan internal perbankan syariah yang terus berupaya memperbaiki kualitas pembiayaan.
“Selain itu ini juga dampak jadi upaya bank syariah untuk menahan laju kelebihan likuiditas yang dialami perbankan syariah dalam 2 tahun terakhir,” kata Sekar kepada kontan.co.id beberapa waktu lalu.
Meskipun aset melambat, OJK mencatat beberapa indikator kinerja perbankan syariah lainnya masih mencatatkan tren positif.
Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dan pembiayaan perbankan syariah tercatat tumbuh masing-masing 13,09% secara tahunan atau year on year (yoy) dan 11,25% yoy.
Selain itu beberapa indikator rasio keuangan juga masih menunjukkan tren positif. Sampai kuartal 2 2018, non performing loan (NPF) gross per Juni 2018 yang turun sebesar 71 bps (yoy) menjadi 3,28%.
Selain itu, rasio permodalan atau CAR perbankan syariah masih tumbuh 417 bps (yoy) dari 16,42% menjadi 20,59%.
Penguatan permodalan perbankan syariah tersebut didukung oleh penambahan modal disetor oleh pemilik dan meningkatnya rentabilitas bank syariah yang ditunjukkan oleh ROA dan NOM yang meningkat.
Tingkat efisiensi perbankan syariah juga membaik yang ditunjukkan oleh BOPO yang turun 236 bps (yoy) menjadi 84,78%.
Kondisi likuiditas perbankan syariah juga terjaga baik dengan rasio FDR sebesar 86,46% dan peningkatan alat likuid yang dimiliki oleh perbankan syariah.
Seiring peningkatan kinerja ini, pangsa pasar perbankan syariah meningkat menjadi sebesar 5,70% terhadap total aset perbankan nasional, meningkat 28 bps dibandingkan triwulan II 2017 yang sebesar 5,42%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News