kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kinerja BJB tertekan kredit sektor komersial


Senin, 11 Maret 2013 / 10:25 WIB
Kinerja BJB tertekan kredit sektor komersial
ILUSTRASI. Minum Teh Chamomile Secara Rutin Bisa Bantu Menjaga Kesehatan Kulit dari Dalam


Reporter: Christine Novita Nababan |

JAKARTA. Rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJB) meningkat. Gross NPL bank milik pemerintah daerah ini naik cukup kentara, dari 1,2% pada 2011 menjadi 2,1% pada akhir 2012. Sementara net NPL meningkat 0,1% menjadi 0,5%.

Sektor komersial tercatat sebagai penyumbang NPL tertinggi. Kontribusinya tak tanggung-tanggung mencapai 7,3%. Nilai dana tertunggak sebesar Rp 464,16 miliar, dari 10 korporat. Salah satunya penyimpangan oleh PT Cipta Inti Parmindo. Sisanya merupakan proyek gagal dan kredit yang disalahgunakan.

Bien Subiantoro, Direktur Utama BJB, mengaku kapok menyalurkan kredit ke perusahaan tidak jelas. Ke depan, mereka akan lebih mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam menyeleksi nasabah korporat. "Karenanya, pada September 2012, kami membentuk desk risk management review. Kami akan lebih hati-hati menyalurkan kredit. Terutama, bagi perusahaan abal-abal (tidak jelas)," ujarnya, akhir pekan lalu.

Seperti diketahui, BJB ramai diberitakan menyalurkan kredit fiktif puluhan miliar rupiah lewat kantor cabang Surabaya. Kasus ini bergulir dan dikaitkan dengan upaya pemenangan calon Gubernur Jawa Barat pada pemilihan gubernur Februari 2013 lalu. Tapi Bien menolak mengomentari masalah ini.

Penyumbang NPL kedua tertinggi adalah sektor mikro. Rasio kredit bermasalahnya naik 1,5% atau menjadi 4,1% pada akhir 2012. Outstanding kredit mikro BJB tercatat sebesar Rp 4,54 triliun. Sedangkan NPL sektor konsumer paling mini, yakni 0,13% dari nilai outstanding kredit mencapai Rp 22,62 triliun.

Di luar masalah NPL, BJB membukukan kinerja kinclong. Kredit tumbuh 30,5% menjadi Rp 35,22 triliun. Porsi kredit terbesar mengalir ke konsumer, disusul komersial sebesar Rp 6,33 triliun, mikro Rp 4,54 triliun dan perumahan Rp 1,72 triliun. Kredit perumahan pencetak pertumbuhan tertinggi, yaitu 279,9%.

Dari sisi dana pihak ketiga (DPK), BJB mengantongi       Rp 50,6 triliun, melejit 29,6%. Rasio dana murah meningkat tajam sehingga nyaris fifty-fifty dengan deposito. Porsinya Rp 14,52 triliun berada di giro, Rp 8,69 triliun tabungan dan sisanya Rp 24,32 triliun terparkir di deposito.

Karena pencapaian tersebut, Bien melanjutkan, aset terkerek 30,1% atau menjadi Rp 70,8 triliun. Hasilnya tecermin dari perolehan laba. "Hingga 31 Desember 2012, laba bersih kami tembus Rp 1,19 triliun atau meningkat 24%," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×