kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja industri jasa keuangan dinilai masih positif


Kamis, 30 Januari 2020 / 15:37 WIB
Kinerja industri jasa keuangan dinilai masih positif
ILUSTRASI. Nasabah bertransaksi menggunakan anjungan tunai mandiri (ATM) di pusat perbelanjaan, Tangerang Selatan, Selasa (5/11). Kinerja industri jasa keuangan dinilai masih positif di tahun lalu. KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

Sementara tingkat permodalan industri asuransi juga masih sangat kuat, terlihat dari Risk-Based Capital industri asuransi umum dan asuransi jiwa masing-masing sebesar 345,35% dan 789,37%, jauh lebih tinggi dari threshold 120%.

Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia (DAI) Dadang Sukresna menyebutkan, kinerja industri asuransi masih baik. Meskipun ada masalah di beberapa perusahaan asuransi belakangan ini, namun lebih disebabkan oleh tata kelola di internal perusahaan yang tidak berjalan dengan baik.

"Intinya adalah pihak otoritas (OJK) itu sudah mengatur berbagai macam tata kelola yang baik, itu sudah ada aturannya. Perusahaan asuransi lain yang sekarang memiliki produk yang sama, selama aturan tata laksana itu dilakukan dengan baik, itu tidak masalah," jelas dia.

Baca Juga: Kerap dikaitkan dengan pembubaran reksadana MPAM, begini penjelasan Minna Padi (PADI)

Adapun kinerja perusahaan pembiayaan pada 2019 tetap tumbuh positif sebesar 4,5%, dengan risiko kredit NPF terpantau stabil rendah sebesar 2,40% (gross) dan 0,45% (net). Demikian juga dengan Gearing Ratio perusahaan pembiayaan yang terbilang masih rendah, yaitu sebesar 2,61 kali.

Sedangkan di pasar modal, OJK terus secara aktif mendorong perusahaan-perusahaan berskala menengah untuk mendapatkan sumber pembiayaan melalui pasar modal. Usaha ini membuahkan hasil terlihat dari penghimpunan dana melalui penawaran umum di pasar modal pada 2019 mencapai Rp166,8 triliun dan 60 emiten baru. 

Angka ini menjadi pertumbuhan emiten tertinggi di ASEAN dan nomor 7 di dunia. Total dana kelolaan investasi di pasar modal di 2019 juga meningkat dari Rp 745,77 triliun (2018) menjadi Rp 806,86 triliun.

Baca Juga: Bayar iuran Ke OJK Rp 400 juta, Bagaimana pengawasan Asabri?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×