Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis pembiayaan perusahaan multifinance masih belum sesuai ekspektasi pada paruh pertama 2019. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan hingga Juni 2019 pembiayaan multifinance mencapai Rp 445,64 triliun.
Nilai ini tumbuh 4,29% secara tahunan atau year on year dari posisi Juni 2018 senilai Rp 427,32 triliun.
Baca Juga: Pembiayaan syariah multifinance semakin merosot, ini kata APPI
Pertumbuhan ini masih di bawah ekspektasi target akhir tahun yang telah ditetapkan oleh industri. Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menargetkan sepanjang 2019 ini, pembiayaan industri multfinance dapat tumbuh 7% hingga 10% yoy dari pencapaian 2018 lalu.
Kepala Eksekutif Industri Keuangan Non-Bank OJK Risiwinandi mengaku pada awal tahun pembiayaan diperkirakan bisa tumbuh 7% hingga 8%.
“Seiring berjalannya waktu ada beberapa koreksi yang perlu dilakukan sehingga pertumbuhannya itu menjadi 4,29%. Beberapa hal yang menyebabkan ini adalah ada beberapa konsolidasi sejumlah multifinance,” ujar Riswinandi beberapa waktu lalu.
Lanjut Ia, selain itu, regulator juga tengah meninjau kemampuan bisnis yang tengah dijalani oleh beberapa perusahaan multifinance. Bahkan beberapa perusahaan multifinance yang biasanya mencatatkan pembiayaan, ada juga yang sudah tidak beroperasi lagi.
Baca Juga: Waspada! Jasa penutupan kredit via blast SMS makin marak
Riswinandi juga menilai kondisi loyonya pasar kendaraan bermotor turut berdampak bagi kinerja pembiayaan perusahaan multifinance. Lantaran pembiayaan bermotor memiliki kontribusi terbesar terhadap kinerja pembiayaan.
Meski masih belum sesuai ekspektasi, OJK masih optimis kinerja pembiayaan dapat membaik pada paruh pertama 2019 ini. Riswinandi menilai hal ini tidak terlepas dari gearing ratio yang masih rendah.
Begitupun dengan rasio pembiayaan bermasalah atau non performing finance (NPF) pun tetap terjaga.
OJK mencatatkan hingga Juni 2019 NPF di level 2,82%. Nilai ini jauh membaik dari posisi paruh pertama 2018 di posisi 3,15%. Sedangkan gearing ratio pada semester I 2019 di level 2,83%, pada paruh pertama 2018 di posisi 3,14%.
Baca Juga: Listrik di Jabodetabek padam, layanan ATM BCA hingga BNI ikut terganggu
Salah satu perusahaan multifinance yang mencatatkan pertumbuhan pembiayaan adalah PT Mandiri Tunas Finance (MTF). Direktur Mandiri Tunas Finance Harjanto Tjitohardjojo mengatakan, MTF sudah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 13,5 triliun di semester I 2019.
Nilai ini naik tipis 0,75% secara tahunan atau year on year (yoy) dari pencapaian Juni 2018 sebesar Rp 13,4 triliun.
Anak perusahaan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI, anggota indeks Kompas100) ini menargetkan pembiayaan sebesar Rp 29 triliun pada tahun ini. Kendati pada paruh pertama pembiayaan tumbuh tipis, Harjanto bilang tidak merevisi target pembiayaan.
Ia menyebutkan, di enam bulan pertama 2019, pembiayaan masih ditopang pembiayaan mobil baru. Sedangkan berdasarkan jenisnya, mobil penumpang masih berkontribusi ke portofolio MTF. Ia melihat penurunan pembiayaan terjadi di segmen ritel. Tren ini masih akan berlangsung hingga akhir tahun.
Baca Juga: Kemampuan bank besar mencetak laba terus meningkat
“Produk yang masih memiliki prospek cerah pada paruh kedua 2019 mulai dari produk commercial car, corporate atau fleet. Selain itu, segmen multiguna masih menunjukkan prospek yang baik,” ujar Harjanto kepada Kontan.co.id.
Menurutnya, pembiayaan di semester kedua 2019 juga ikut terdorong dengan sinergis dengan ekosistem Bank Mandiri mulai dari kredit kendaraan bermotor Bank Mandiri hingga pembiayaan BSM Oto.
Sedangkan perusahaan multifinance yang terdampak lesunya penjualan mobil pada paruh pertama 2019 ialah PT BCA Finance.
"Booking per Juni 2019 sebanyak Rp 16,26 triliun, turun 7,13% secara tahunan dari Juni 2018 yang senilai Rp 17,51 triliun. Penyebabnya antara lain karena market mobil yang turun," ujar Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim kepada Kontan.co.id.
Baca Juga: Listrik PLN padam, Bank Mandiri pastikan layanan utama perbankan berjalan normal
Meski turun, anak perusahaan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA, anggota indeks Kompas100) ini belum merevisi target pembiayaan. Roni bilang, tahun ini BCA Finance menargetkan penyaluran pembiayaan sebesar Rp 32,5 triliun.
"Sejauh ini masih akan kami upayakan untuk mencapai target tersebut. Walaupun akan sangat berat," kata Roni.
Guna mencapai target tersebut, Roni mengatakan, akan menggunakan berbagai cara. Terbaru, BCA Finance memberikan biaya gratis asuransi bagi pembiayaan mobil baru dengan tenor 5 tahun sampai 6 tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News