Reporter: Roy Franedya | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Tingginya pertumbuhan kredit dan laba tahun ini sepertinya tidak akan terulang lagi pada tahun depan. Sejumlah ekonom meramalkan kinerja perbankan tahun depan akan menurun karena imbas pelemahan pertumbuhan kredit.
Joshua Tanja, Head of Research UBS, mengatakan, kredit akan tumbuh di bawah 20% tahun depan. Kondisi ini dipicu dua hal. Pertama, turunnya harga komoditas pertambangan dan agribisnis karena ketidakpastian penyelesaian krisis global dan melambatnya perekonomian China. Hal ini mendorong perbankan mengurangi portofolio kredit di dua sektor itu untuk mencegah kredit bermasalah atau non performing loan (NPL).
Kedua, marjin perbankan semakin rendah karena ketatnya persaingan. Apalagi ada wacana penerapan aturan lisensi berjenjang (multiple license) yang dikaitkan dengan net interest margin (NIM) dan efisiensi. "Perbankan sangat tergantung pada pendapatan dari kredit. Income dari jasa belum berkembang pesat," ujarnya, Rabu (31/10).
Informasi saja, aturan Basel III akan diterapkan tahun 2019. Dalam aturan ini rasio minimum (tier I) naik menjadi 6% dari sebelumnya 4%. Common Equity atau core tier 1 naik bertahap dari 2% menjadi 4,5%. Capital conservation buffer, atau modal yang dapat ditarik untuk menyerap kerugian, dinaikkan menjadi 2,5% dan countercyclical capital buffer (CCB) menjadi 2,5% dari common equity.
Kepala Ekonom PT Bank Danamon Tbk, Anton Gunawan, juga berpendapat sama. Menurutnya, tahun depan kredit tidak tumbuh besar karena melemahnya komoditas dan aturan loan to value (LTV) yang menaikkan setoran uang muka kredit pada sektor properti dan otomotif. "Pilihan meningkatkan laba hanya efisiensi, menjalankan megaproyek MP3EI dan hapus tagih," ujarnya.
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Riswinandi mengatakan, risiko perbankan tahun depan berasal dari faktor eksternal. Bank Mandiri akan semakin selektif dan ketat dalam menjaga kualitas kredit. "Kami juga akan mengalihkan kredit kami pada sektor lain yang tidak memiliki resiko besar," tukasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News