CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Klaim Asuransi Penyakit Kritis AIA Naik hingga 75% di Tahun 2023


Sabtu, 30 Maret 2024 / 11:04 WIB
Klaim Asuransi Penyakit Kritis AIA Naik hingga 75% di Tahun 2023
ILUSTRASI. Terjadi lonjakan klam penyakit kritis di AIA hingga 75% pada tahun 2023 jika dibandingkan dengan 2022.


Reporter: Aldehead Marinda | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Penyakit kritis di Indonesia dari ke tahun ke tahun jadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. PT AIA Financial (AIA), salah satu perusahaan asurasi jiwa yang juga menyediakan proteksi akan penyakit kritis menyebut bahwa klaim penyakit krtis di AIA juga mengalami lonjakan setiap tahun.

Head of Corporate Communication AIA, Lia Merdekawaty menyebut, terjadi lonjakan klaim penyakit kritis di AIA hingga 75% pada tahun 2023 jika dibandingkan dengan 2022.

“Dengan total pembayaran klaim penyakit kritis sebesar Rp 56,5 miliar di 2023.” ujar Lia kepada Kontan.co.id, Jumat (29/3).

Menurut dia, sepanjang 2024 ini (terhitung sampai Februari), AIA sudah membayarkan klaim penyakit kritis sampai Rp 3 miliar. Adapun jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 50% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2023.

Baca Juga: Generali Sebut Klaim Asuransi Penyakit Kritis Alami Peningkatan pada 2023

Jika melihat tren tahunan, sejak 2022 lalu hingga 2024 ini AIA paling banyak menangani penyakit kritis di antaranya: kanker payudara, stroke dan jantung. Tiga penyakit kritis tersebut disebut menjadi tiga besar dalam daftar klaim penyakit kritis.

AIA dalam hal ini juga merujuk data yang diberikan oleh WHO yang menyebut bahwa penyebab kematian tertinggi di Indonesia (2019) adalah stroke dan jantung di posisi teratas. Menurut Lia, kondisi penyakit tersebut dapat dipicu oleh gaya hidup yang kurang sehat. 

"Untuk itu, penting bagi masyarakat melakukan langkah pencegahan dengan menerapkan gaya hidup sehat, deteksi dini melalui medical check-up, serta memiliki perlindungan asuransi yang dapat membantu melindungi finansial jika risiko itu datang," pungkas Lia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×