kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.930.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

KLBF kurangi serapan capex


Rabu, 08 Juli 2015 / 20:16 WIB
KLBF kurangi serapan capex


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Beberapa emiten tampak mengurangi penyerapan capital expenditure (capex) atau belanja modalnya. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) pun merasa bahwa capex tahun ini akan berkurang dari rencana awal. Tadinya, KLBF merencanakan capex Rp 1 triliun hingga Rp 1,3 triliun. Namun, perkiraan nilai yang akan dieksekusi tahun ini hanya berkisar di Rp 900 miliar sampai Rp 1 triliun.

"Capex itu kita investasikan di berbagai pabrik baru yakni produk nutrisi, obat bebas, dan biosimilar," sebut ucap Direktur Keuangan KLBF Vidjongtius, Selasa, (7/7) malam.

Ia menyebut, ada beberapa pergeseran waktu dari rencana pengembangan proyek. Menurutnya, pembangunan pabrik biosimilar KLBF pun bergeser mundur beberapa bulan. Pembangunan pabrik ini membutuhkan investasi sekitar US$ 25 juta sampai US$ 30 juta. KLBF pun tengah dalam tahap pemilihan mitra teknologi.

Vidjongtius bilang, terdapat pilihan mitra teknologi dari Cina, Korea Selatan, dan Australia. Nantinya, KLBF akan memilih 2 mitra. Ia mengatakan, sepertinya KLBF akan memilih Cina dan Korea Selatan. Sebab mitra teknologi dari Australia cenderung memberi harga mahal.

Ia merencanakan, pabrik biosimilar itu dapat mulai dibangun Agustus mendatang. Lalu proses pembangunannya akan memakan waktu paling cepat 2 tahun. Vidjongtius mengatakan bahwa biosimilar ini merupakan pengembangan jangka panjang. Dalam 7-10 tahun mendatang, kontribusi biosimilar diharapkan bisa mencapai 10% pendapatan.

Sampai semester pertama. KLBF telah menyerap capex sekitar Rp 300 miliar sampai Rp 400 miliar. Dana tersebut digunakan untuk penambahan mesin baru pada pabrik susu di Cikampek, Sukabumi, dan Cikarang. Lalu KLBF juga menggunakan sedikitnya untuk pembangunan cabang distribusi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×