kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Koleksi saham Garuda, Asgara tak takut rugi


Senin, 14 Februari 2011 / 10:09 WIB
Koleksi saham Garuda, Asgara tak takut rugi
ILUSTRASI. Ternyata masalah perjalanan dari rumah ke kantor juga picu karyawan resign


Reporter: Amailia Putri Hasniawati, Anaya Noora Pitaningtyas | Editor: Edy Can

JAKARTA. Beberapa anggota Asosiasi Asuransi Negara (Asgara) menjadi salah satu pembeli pada penawaran saham perdana atawa initial public offering (IPO) PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Mereka tidak khawatir meski harga saham Garuda anjlok di hari perdananya diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Mereka yakin bisa mendapatkan keuntungan jangka panjang.

Anggota Asgara yang membeli saham Garuda antara lain PT Jamsostek sebanyak Rp 230 miliar dan PT Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) sekitar Rp 3 miliar. Lalu Asuransi Jiwasraya. Sayangnya, Direktur Keuangan Jiwasraya Harry Prasetyo enggan menjelaskan total pembelian saham itu. "Pokoknya lebih besar dari pembelian ASEI, tapi tidak sampai setengah dari nilai yang dibelanjakan Jamsostek," ujar Harry, kemarin.

Langkah tersebut diselimuti kabar tak sedap bahwa ada paksaan dari Menteri Keuangan kepada Asgara untuk membeli IPO Garuda. Namun, manajemen asuransi pelat merah ramai-ramai membantah rumor tersebut. "Bukan itu," kata Harry yang juga diamini Zaafril Razief Amir, Direktur Utama ASEI.

Mereka beralasan, pembelian saham Garuda karena bakal menguntungkan di masa mendatang. Mereka memandang Garuda sebagai perusahaan penerbangan milik pemerintah dan memegang beberapa proyek penting, seperti transportasi ibadah haji. "Sejauh ini, kami melihat kinerja Garuda memang selalu meningkat," papar Harry.

Staf Equtity Investment PT ASEI Suryanto, yang khusus menangani pembelian saham Garuda menambahkan, pihaknya telah mempertimbangkan tiga aspek penting. Yakni, return atau imbal hasil, risiko, dan likuiditas. "Saham Garuda telah memenuhi syarat itu semua," tandasnya.

Prospek cerah

Pada perdagangan perdananya Jumat lalu (11/2) harga saham Garuda Indonesia turun dari Rp 750 menjadi Rp 620 per saham. Namun, hal ini tidak menciutkan nyali para anggota Asgara. Argumen mereka, pembelian saham itu bukan investasi jangka pendek, tapi jangka panjang. "Ini bukan untuk investasi sesaat," tegas Harry.

Tentu saja, optimisme itu bukan omong kosong. Managing Research Indosurya Securities Reza Priyambada juga menegaskan, saham Garuda berprospek bagus di masa mendatang.

Secara fundamental, harga wajarnya di atas kertas bisa mencapai Rp 1.000-Rp 1.100 per saham. "Sekarang ini harga turun karena pengaruh sentimen market," kata Reza.

Reza percaya, Garuda akan menjadi salah satu perusahaan penerbangan besar. Sebab kebutuhan masyarakat akan layanan Garuda sangat besar. Selain melayani ibadah haji, Garuda juga memiliki jalur penerbangan domestik. "Sekarang, masyarakat sudah sering bolak-balik Jakarta-Medan, Jakarta Surabaya, dan kota-kota lain. Ke depan pasti akan lebih ramai," terang Reza.

Apalagi, Garuda akan menggunakan IPO untuk menambah 12-13 armada baru. Otomatis, potensi keuntungan akan semakin besar. "Tinggal bagaimana manajemen meningkatkan layanan dan efisiensi bahan bakar minyak (BBM)," tandas Reza.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×