Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) kian menunjukkan konsistensinya dalam meningkatkan kinerja keuangannya. Meskipun, tantangan biaya dana menjadi salah satu yang perlu dihadapi di tahun ini.
Sebagai informasi, peningkatan biaya dana (cost of fund) pada tiga bulan pertama 2024 dialami beberapa bank besar lain. Biaya dana menjadi isu industri perbankan sejak pertengahan 2023 silam imbas kenaikan bunga acuan, inflasi, harga pangan dan meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah.
Untungnya, BTN masih mampu meningkatkan penyaluran kredit hingga 14,8% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 344,24 triliun. Di sisi lain, BTN juga telah menurunkan biaya kredit sepanjang tiga bulan kuartal I-2024 dari 1,1% menjadi 0,8%.
Tak hanya itu, BTN berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih sebanyak 7,4% dari Rp 801 miliar menjadi Rp 860 miliar. Pertumbuhan tersebut sejalan dengan kenaikan total pendapatan dari Rp 3,99 triliun menjadi Rp 4,23 triliun.
Baca Juga: BTN Tetap Targetkan DPK Tumbuh 10% meski BI Rate Naik
Dalam riset terbarunya, analis CGS CIMB Sekuritas Handy Noverdanius, Utami Ratnasari, dan Owen Tjandra menulis realisasi kinerja keuangan, pendapatan dan laba bersih BTN sudah sesuai dengan harapan.
Menurutnya, laba bersih kuartal I-2024 yang sebesar Rp 860 miliar merefleksikan 23% dari target CIMB Sekuritas dalam setahun. Capaian itu juga sudah mencapai 22% dari target konsensus analis dalam setahun.
CIMB Sekuritas melanjutkan realisasi kinerja yang kuat sepanjang kuartal I-2024 tersebut memperkuat optimisme terhadap keberhasilan BTN untuk merealisasikan target pertumbuhan kinerja keuangan sepanjang tahun ini. Apalagi dengan adanya komitmen kuat manajemen BTN untuk fokus menekan sumber dana berbiaya tinggi dan mengerem pertumbuhan kredit untuk menjadi tingkat marjin.
“Dengan kenaikan BI Rate baru-baru, BTN tetap optimistis terhadap NIM berkisar 3,8% tahun ini atau lebih tinggi dari realisasi kuartal I-2024 sekitar 3,3%,” tulisnya.
Keberhasilan tersebut mendorong CIMB Sekuritas untuk mempertahankan rekomendasi add saham BBTN dengan target harga Rp 1.850. Faktor utama pendorong target harga tersebut adalah realisasi kinerja keuangan BTN kuartal I yang kuat ditambah dengan upaya perseroan untuk terus menekan biaya dana guna mengerek NIM.
Target harga tersebut juga mempertimbangkan target kenaikan laba bersih BTN menjadi Rp 3,78 triliun tahun 2024, dibandingkan raihan tahun lalu Rp 3,50 triliun. PPOP BTN juga diharapkan naik menjadi Rp 8,59 triliun, dibandingkan raihan tahun lalu Rp 7,22 triliun.
Sedangkan sentimen yang bisa mempengaruhi pergerakan saham BBTN dalam waktu dekat datang dari pengumuman hasil due diligence terkait spin off unit usaha syariah dengan mengakuisisi bank syariah. Sentimen lainnya datang dari realisasi penjualan aset-aset bermasalah dengan target Rp 2 triliun.
CIMB Sekuritas melihat pelaku pasar berharap BTN bersikap profesional dan rasional dalam melakukan akuisisi bank syariah. Apapun hasil due diligence dan bentuk rekomendasi selanjutnya mesti dibingkai dalam konteks dapat memberikan “nilai tambah” bagi shareholders. Artinya, apabila hasil due diligence ternyata tidak sesuai harapan, manajemen justru disarankan untuk meninjau ulang rencana akuisisi.
Sementara itu, Analis RHB Sekuritas Andrey Wijaya dalam risetnya di awal April 2024 menambahkan bahwa BTN saat ini diuntungkan oleh salah satu program presiden terpilih. Di mana, pemerintah baru akan menargetkan tiga juta rumah dalam periode lima tahun ke depan.
Menurut Andrey, BTN sebagai salah bank dengan pangsa pasar tertinggi untuk KPR subsidi akan menjadi penerima manfaat besar jika skema tersebut diterapkan. Meski ada tantangan likuiditas, ia bilang ada beberapa alternatif pendanaan skema yang dapat membantu likuiditas, seperti dana abadi pemerintah dan dana BP Tapera.
Baca Juga: Nilai Transaksi BI Fast di BTN Capai Rp 25 Triliun pada Kuartal I-2024
“BBTN adalah salah satu Pilihan Utama kami di antara bank-bank kecil hingga menengah,” tulisnya.
Andrey pun merekomendasikan beli untuk salah satu saham bank pelat merah ini dengan target harga Rp 2.050 per saham. Target harga tersebut pun naik dari rekomendasi sebelumnya yang berada di angka Rp 1.650 per saham.
Sebagai informasi, BBTN hingga perdagangan pukul 09.28 ini tampak masih terlihat menguat 0,78% dari hari sebelumnya menjadi Rp 1.300 per saham. Sejak awal tahun, BBTN menguat sekitar 3,20%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News