kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kontribusi FIF Syariah Makin Menyusut


Sabtu, 24 Juli 2010 / 10:47 WIB
Kontribusi FIF Syariah Makin Menyusut


Reporter: Fransiska Firlana | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Menjalankan bisnis pembiayaan berbasis syariah ternyata gampang-gampang susah. Tengok saja laju bisnis pembiayaan berprinsip syariah yang dijalankan oleh perusahaan pembiayaan sebesar PT Federal International Finance (FIF).

Sepanjang dua tahun terakhir, kontribusi bisnis dari lini syariah terus mengerut. Direktur Keuangan FIF David Iskandar mengatakan, dua tahun lalu pembiayaan syariah mampu menyumbang 12% dari total bisnis perusahaan. "Namun, belakangan persentase itu terus mengecil hingga sekarang kontribusinya tinggal 3% saja," kata David.

David bilang, terus menyusutnya kontribusi bisnis syariah ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama masalah konsumen itu sendiri. "Konsumen belum teredukasi terhadap pembiayaan syariah. Konsumen yang concern dan paham dengan prinsip syariah belum terlalu banyak," jelasnya.

Selain itu tidak sedikit konsumen yang cenderung berpindah pada saat ada yang lebih menguntungkan daripada melalui jalur pembiayaan syariah. "Konsep dari hukum syariah itu juga bukan bersifat mandatori bagi nasabah kita saat ini.

Jadi ketika kredit konvensional memberikan tawaran kredit lebih murah daripada kredit melalui syariah, atau misalnya ada tawaran hadiah menarik dari kredit konvensional maka konsumen akan beralih ke kredit yang lebih murah dan menguntungkan," papar David.

Jadi kendala itu terletak pada market itu sendiri, sehingga membuat bisnis pembiayaan syariah saat ini belum terlalu berkembang. "Bukan karena kita diam tidak menjalankan bisnis ini, tapi memang permintaan pasarnya yang memang agak sulit," ujar David.

Kendala lain yang membuat laju bisnis pembiayaan syariah melambat adalah kenyataan bahwa funding dari syariah sendiri saat ini lebih mahal ketimbang dari yang konvensional. "Hal inilah yang kemudian membuat orang berpikir memilih hal mana yang lebih menguntungkan. Jadi syariah menjadi bukan pilihan untuk masa itu," ujar David. David menyebutkan, spread cost of fund antara syariah dengan konvensional mencapai 1,5% hingga 2%.

Meski kontribusi syariah terus mengecil, FIF tidak akan menghilangkan bisnis ini. "Kami tetap akan menjalankan bisnis syariah karena ini merupakan alternatif pembiayaan yang kami sediakan bagi nasabah. Saat ini kami sedang menyiapkan beberapa strategi untuk mendongkrak laju bisnis ini," pungkas David.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×