kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

KPR Diproyeksi Tumbuh Positif di 2023, BTN Bidik Milenial sebagai Pasar Potensial


Rabu, 07 Desember 2022 / 17:59 WIB
KPR Diproyeksi Tumbuh Positif di 2023, BTN Bidik Milenial sebagai Pasar Potensial
ILUSTRASI. BTN menilai generasi milenial saat ini sebagai salah satu captive market pengembangan properti di Indonesia. ?(KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menilai generasi milenial yang mendominasi populasi masyarakat Indonesia saat ini sebagai salah satu captive market pengembangan properti di Indonesia. 

Bank pelat merah ini mencatat ada sebanyak 5,8 juta generasi millenial di Indonesia yang belum memiliki rumah. Angka itu mengacu pada populasi berusia 21-40 tahun.

Hal tersebut menjadi salah satu potensi bisnis perumahan yang sangat menjanjikan di Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi global yang terjadi saat ini.

"Backlog perumahan saat ini sebesar 12,75 juta yang termasuk di dalamnya generasi milenial yang mendominasi populasi masyarakat Indonesia saat ini yang diperkirakan sebanyak 47% belum memiliki rumah merupakan potensi yang sangat besar dan menjadi salah satu captive market pengembangan properti di Indonesia," kata Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo pada Economic and Property Outlook Bank BTN Tahun 2023, Rabu (7/12).

Baca Juga: BTN Gelar Virtual Expo dengan Konsep Metaverse

Selain diuntungkan dengan bonus demografi tersebut, Haru menambahkan prospek sektor properti di Indonesia ke depan juga masih bagus jika dilihat dari total penyaluran KPR yang terus tumbuh setiap tahunnya. 

Menurutnya, sektor perumahan merupakan salah satu sektor yang terbukti mampu bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi. Hal ini ditunjukkan dengan tetap tumbuh positifnya KPR di tengah turunnya ekonomi nasional dan mampu tumbuh lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan total kredit selama pandemi.

Seperti diketahui, penyaluran KPR secara nasional tercatat tumbuh 7,70% secara tahunan pada kuartal III 2022, meningkat dibandingkan kuartal II 2022 yang sebesar 6,81%. 

Bank BTN masih menjadi penyalur KPR Subsidi atau FLPP terbesar, mendominasi 71% dari seluruh total penyaluran FLPP dalam tiga tahun terakhir.

Berdasarkan survey dari Bank Indonesia pada pada kuartal III 2022, sebanyak 74.53% responden yang menyatakan masih bergantung pada KPR untuk bisa memiliki rumah. 

"Oleh karena itu Bank BTN akan terus menjadi bank yang fokus memberikan KPR karena top of mind masyarakat bahwa KPR Pasti BTN," kata Haru.

Senada dengan Haru, Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi & Moneter Bank Indonesia (BI) Solikin M. Juhro juga mengungkapkan bahwa pertumbuhan KPR terus menunjukkan perbaikan dengan risiko yang secara umum relatif terjaga. 

“Selaras dengan hal tersebut, kinerja sektor properti tetap kuat, antara lain tercermin dari perkembangan proyek properti residensial dan apartemen yang tetap baik," ujarnya.

Baca Juga: Dorong Kerjasama KPR, BTN Gandeng Kota Baru Parahyangan

Solikin bilang BI telah memutuskan untuk melanjutkan kebijakan relaksasi rasio Loan to Value/Financing to Value (LTV/FTV) untuk kredit atau pembiayaan properti maksimal 100%. Kebijakan ini memungkinkan para calon pembeli properti membayar uang muka alias down payment (DP) 0%, alias tak perlu bayar uang muka ketika memanfaatkan fasilitas kredit pemilikan rumah atau apartemen (KPR/KPA). 

Kebijakan relaksasi ini berlaku efektif mulai 1 Januari 2023 sampai dengan 31 Desember 2023. 
"Perpanjangan pelonggaran kebijakan LTV/FTV KPR hingga 31 Desember 2023 akan mendorong berlanjutnya perbaikan kinerja KPR," jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna menegaskan, pemerintah terus berupaya menyelesaikan backlog perumahan melalui program-program bantuan perumahan yang tidak hanya affordable, namun juga equitable serta mendukung sustainabilitas bagi pihak yang terlibat dalam penyaluran bantuan subsidi perumahan.

Herry menyebut ada lima usulan pengembangan KPR Subsidi yang akan dijalankan pemerintah yakni dengan optimalisasi KPR FLPP, memperluas jangkauan KPR ASN/TNI/Polri, Rent to Own (RTO) untuk MBR Informal, KPR dengan Skema Staircasing Shared Ownership (SS0), serta pemberian KPR Mikro.

Sementara itu, Chief Economist The Indonesia Economic Intelligence Sunarsip mengungkapkan untuk mendorong pasar pembiayaan perumahan lebih kompetitif, dibutuhkan penguatan dari sisi supply salah satunya dengan meningkatkan penyaluran KPR oleh perbankan. 

"Pemerintah melalui BUMN perlu meningkatkan kapasitas penyaluran KPR dengan memberikan tambahan PMN kepada BTN Tahun 2023," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×