Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Di tengah tren suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) bank konvensional yang masih tinggi, bisnis kredit pemilikan rumah (KPR) secara syariah mendapatkan berkah tersendiri.
Hal ini dikarenakan KPR syariah menggunakan akad murabahah yang membuat angsuran bersifat tetap sepanjang masa KPR, berbeda dengan bank konvensional yang memberikan KPR dengan bunga pemanis tetap dalam satu hingga tiga tahun pertama dan kemudian mengikuti pergerakan suku bunga acuan.
Ambil contoh PT Bank BCA Syariah yang mencatat penyaluran pembiayaan konsumer mencapai Rp 1,7 triliun tumbuh 58,8% secara tahunan atau year on year (YoY) per Mei 2025. Pembiayaan konsumer terutama dikontribusi oleh pembiayaan KPR yang mencapai Rp 1,3 triliun atau tumbuh 45,9% YoY.
"Secara keseluruhan, kami menargetkan pembiayaan BCA Syariah tumbuh 13%-15% YoY sampai dengan akhir tahun 2025 dimana pembiayaan konsumer diharapkan berkontribusi hingga 20% dari seluruh portofolio pembiayaan BCA Syariah," ungkap Direktur BCA Syariah Pranata kepada kontan.co.id, Jumat (13/6).
Baca Juga: BCA Syariah Catat Penyaluran Pembiayaan KPR Capai Rp 1,3 triliun per Mei 2025
Untuk mencapai target tersebut, pihaknya fokus dengan strategi kemitraan dan pemasaran yang lebih masif. Pranata mengatakan, kemitraan dengan developer dan property agen terus pihaknya tingkatkan baik dari segi jumlah maupun engagement-nya.
Sementara dalam hal pemasaran, perusahaan disebut aktif melakukan aktivitas promosi baik melalui cabang, media digital maupun event below the line.
Pranata menuturkan, event yang rutin pihaknya lakukan adalah BCA Expo yang telah memiliki awareness sangat baik di masyarakat.
"KPR BCA Syariah hadir dengan berbagai skema marjin, yaitu marjin berjenjang atau marjin tetap hingga jatuh tempo pembiayaan. Hal ini agar nasabah dapat memilih skema yang paling sesuai dengan kebutuhannya," imbuhnya.
Selanjutnya ada PT Bank Mega Syariah yang mencatat pertumbuhan KPR pada posisi Mei 2025 mencapai 40,74% yoy atau sebesar Rp 92 miliar dan secara year to date (YtD) tumbuh 8,08% mencapai Rp 23,7 miliar.
Corporate Secretary Division Head Bank Mega Syariah Hanie Dewita mengatakan, target pembiayaan KPR tahun ini cukup tinggi, dan di harapkan tumbuh lebih dari 30%
Dalam menggenjot penyaluran, pihaknya telah menerapkan beberapa strategi, diantaranya fokus kepada take over, pembelian rumah bekas dengan jaringan broker property terpercaya serta ke pembiayaan rumah baru ke developer rekanan, dan fokus pada segmen target market yang baik.
Baca Juga: Bank bjb syariah Kenalkan Sukuk Subordinasi Pertama Senilai Rp 300 Miliar
Tak mau kalah, PT Bank BJB Syariah mencatat pembiayaan pemilikan rumah per Mei 2025 sebesar Rp 3,4 triliun dengan pertumbuhan sebesar 3,6% yoy.
"Perkembangan PPR di Bank BJB Syariah masih tetap tumbuh namun karena kondisi makro ekonomi yang kurang baik terjadi perlambatan dibandingkan tahun sebelumnya," kata Arief Setyahadi, Direktur Utama Bank BJB Syariah.
Walau demikian, Arief menyebut, tren pertumbuhan pembiayaan akan tetap berjalan dan diproyeksikan lebih baik dari pada semester satu 2025 dengan target tahun ini tumbuh 15% yoy.
Oleh karena itu, dalam menggenjot penyaluran pihaknya telah menerapkan beberapa strategi diantaranya, melakukan perbaikan proses bisnis sehingga Service Level Agreement (SLA) semakin baik, melakukan otomatisasi & digitalisasi dalam proses bisnis, dan memperbanyak kerjasama dengan asosiasi perumahan dan developer.
Baca Juga: Adu Kuat BTN Syariah dan CIMB Niaga Syariah untuk jadi Bank Syariah Terbesar Kedua
Sementara Direktur Syariah PT Bank CIMB Niaga Tbk Pandji P. Djajanegara menyatakan, pembiayaan pemilikan rumah yang sudah disalurkan sekitar Rp 550 miliar per Mei 2025. Walau demikian, Pandji tak membeberkan lebih jauh berapa pertumbuhannya.
"Permintaan KPR Syariah tetap bagus sampai saat ini. Baik untuk pembelian rumah baru dari developer (KPR primary), pembelian rumah second (KPR secondary), KPR take over dan KPR multiguna," tutur Pandji.
Hal ini kata Pandji karena KPR Syariah memberikan pilihan akad MMQ yang amgsuranya bisa menyesuikan kondisi pasar dan akad murabahah yang angsuranya tetap sampai lunas.
Kedepan Pandji menyebut, tren permintaan KPR Syariah masih bagus, terutama untuk KPR take over dan KPR secondary. Hingga akhir tahun pihaknya menargetkan penyaluran pembiayaan KPR Syariah bisa mencapai Rp 2,5 triliun.
Dalam menggenjot pembiayaan KPR pihaknya telah menerapkan beberapa strategi, seperti membuat produk/program pembiayaan KPR syariah yang memiliki added value setara atau bahkan lebih bagus dibanding KPR konvensional, membuat program kolaborasi dengan developer seperti program subsidi angsuran, diskon dan lain-lain.
Selain itu, melakukan akusisi secara digital menggunakan digital platforn online form, optimalisasi penjualan produk KPR syariah melalui kanal alternatif komunitas dan me-leverage infrastruktur kanal penjualan bank induk sebagai kanal penjualan produk KPR syariah.
Selanjutnya: Warren Buffett Bagikan 10 Aturan dari Agar Anda Siap Mental Mengelola Keuangan
Menarik Dibaca: iPhone 13 Pro Max Harga Juni 2025 Turun! Cek Fitur Lengkapnya & Kelebihannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News