Reporter: Issa Almawadi | Editor: A.Herry Prasetyo
JAKARTA. Pelambatan pertumbuhan ekonomi mengendurkan laju pertumbuhan kredit industri perbankan. Namun, Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) yakin, pengucuran kredit bank daerah tahun ini bisatumbuh 20%-30%.
Eko Budiwiyono, Ketua Asbanda, mengatakan bank daerah senantiasa memperhatikan persaingan dan kondisi usaha debitur dalam menaikkan suku bunga kredit. Sikap kehati-hatian ini menjadi faktor pendukung pertumbuhan kredit bank pembangunan daerah (BPD). "Jangan sampai kenaikan bunga kredit yang berlebihan menjadikan kredit BPD tak laku atau malah meningkatkan non performing loan (NPL)," kata Eko.
Menurut dia, suku bunga kredit sangat dipengaruhi oleh biaya dana (cost of fund) dan persaingan yang dihadapi. Artinya, jika biaya dana naik, bunga kredit ikut naik. Namun, Eko enggan memastikan berapa besar kenaikan suku bunga kredit di bank daerah hingga akhir tahun nanti. "Masing-masing BPD memiliki kondisi berbeda-beda. Bisa saja, kenaikan suku bunga kredit 50 basis poin - 100 basis poin," ujar Direktur Utama Bank DKI ini.
Berdasarkan statistik perbankan Indonesia, penyaluran kredit BPD per Juni 2013 mencapai Rp 245,34 triliun. Jumlah tersebut meningkat 11,92% dibanding posisi akhir Desember 2012 sebesar Rp 219,21 triliun. Sementara, dibandingkan periode Juni 2012, posisi penyaluran kredit BPD per Juni tahun ini tumbuh 23,34%.
Eko optimistis, pertumbuhan kredit Bank DKI naik cukup tinggi. Bank yang membidik penyaluran kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan kredit konsumen ini mematok pertumbuhan kredit naik 28% tahun ini.
Tampaknya, Bank DKI mesti bekerja ekstra keras mencapai target tersebut. Sepanjang semester I 2013, penyaluran kredit Bank DKI baru mencapai Rp 14,775 triliun, hanya tumbuh 9% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 13,46 triliun.
Bank Jatim juga optimistis, pertumbuhan kredit tahun ini bisa mencapai 20%. Ferdian Satyagraha, Manajer Hubungan Investor Bank Jatim, mengatakan pihaknya belum memiliki rencana menaikkan suku bunga kredit.
Maklum saja, biaya dana Bank Jatim terbilang tidak besar. Sebab, porsi tabungan dan giro mencapai 73% dari total dana pihak ketiga. "Suku bunga kredit kami lumayan bersaing," ujar Ferdian.
Untuk menggenjot penyaluran kredit, Bank Jatim fokus mengucurkan kredit UMKM. Hingga akhir tahun, Bank Jatim menargetkan penyaluran kredit UMKM mencapai Rp 1 triliun. Selain itu, Bank Jatim juga mengandalkan kredit pemilikan rumah (KPR), yang sepanjang semester I 2013 tumbuh 53,27% dari Rp 513 miliar menjadi Rp 850 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News