Reporter: Adhitya Himawan, Nina Dwiantika | Editor: Dessy Rosalina
JAKARTA. Bayang-bayang perlambatan kredit agaknya belum menyulitkan kinerja perbankan daerah. Lihat saja kinerja Bank Jawa Barat Banten (BJB) dan Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (BPD Jateng). Dua bank daerah ini sukses membukukan pertumbuhan kredit melampaui pencapaian bank nasional papan atas di sepanjang kuartal III.
Di akhir September kemarin, penyaluran kredit BJB mencapai Rp 44,1 triliun atau tumbuh 34,4% dibandingkan periode sama di tahun lalu (year on year/yoy). Motor pertumbuhan kredit BJB adalah pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR). Di kuartal III, KPR BJB menjadi Rp 3,5 triliun atau tumbuh 188,7% yoy. "Aturan baru KPR kemungkinan menghambat pertumbuhan kami di masa mendatang," ujar Ari Julianto, Direktur Konsumer BJB.
BJB juga mencatatkan pertumbuhan kredit produktif, terutama dalam penyaluran kredit mikro. Posisi kredit mikro BJB mencapai Rp 5,4 triliun atau meningkat sebesar 33,4% dibandingkan tahun lalu. BPD Jateng juga berhasil menorehkan rapor kinclong. Di kuartal III, BPD Jateng mengucurkan kredit sebesar Rp 21,53 triliun.
Torehan ini tumbuh 32,52% dibandingkan kuartal III 2012. Edi Sukanto, Kepala Divisi Kredit BPD Jateng mengungkapkan, pertumbuhan kredit itu melampaui target awal, yang dipatok sebesar Rp 21,49 triliun. Setali tiga uang dengan BJB, kontributor terbesar kredit BPD Jateng adalah sektor konsumer, yang porsinya sebesar 60% dari total kredit. Edi menambahkan, porsi kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebanyak 30%, dan sisanya kredit korporasi sebesar 10%.
Dus, pertumbuhan laba sukses mengerek capaian laba bersih. Bien Subiantoro, Direktur Utama BJB, mengatakan selama periode Juli-September kemarin, laba bersih BJB terkerek menjadi sebesar Rp 1,1 triliun. "Jumlah ini meningkat 15,5% dibandingkan kuartal III tahun lalu," ujar Bien.
Sementara, di periode yang sama, laba BPD Jateng mencapai Rp 800 miliar. Angka ini tumbuh 26,58% ketimbang posisi sebelumnya yang sebesar Rp 632 miliar. Edi menjelaskan, hingga akhir tahun nanti, BPD Jateng membidik laba bersih sebesar Rp 900 milia. Angka tersebut tumbuh 18,73% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. "Penyaluran kredit akan dibarengi penambahan pendanaan murah, semisal giro agar lebih efisien," ujar dia.
Penyaluran kredit yang gencar diimbangi dengan pengumpulan dana pihak ketiga (DPK). Di kuartal III, DPK BJB tercatat sebesar Rp 56,6 triliun atau meningkat sebesar 7,3%. Di kuartal III kemarin, DPK BPD Jateng mencapai Rp 30,27 triliun atau tumbuh 13,68% dibandingkan kuartal III tahun sebelumnya. Deposito menyumbang dana Rp 12,13 triliun terhadap DPK. Selanjutnya, giro menyumbang sebesar Rp 11,53 triliun.
Jika dibandingkan kredit bank konvensional papan atas, rapor bank daerah terbilang moncer. Sebut saja, kredit Bank Danamon, tumbuh 14% menjadi Rp 129,06 triliun pada kuartal III 203. Sementara di periode yang sama, penyaluran kredit Bank BNI tumbuh 27,3%, menjadi Rp 234,91 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News